Taksemanis Madu dan Taksekeras Batu



Taksemanis Madu Dan Taksekeras Batu
Oleh : Bameswara

Memang hidupku taksemanis madu,
Hidupku ini putih kelabu,
Namun hatiku tak sekeras batu,
Hatiku sejuk sesejuk embun salju.

Dan jikalau orang,
Menyakiti dan menghianatiku,
Akau tak  akan mengerang,
Untuk meminta mengasihiku.

Namun ingat, aku juga manusia,
Yang tak mau terus terhiana,
Boleh kau menganggapku sampah,
Tapi ku tanya kau itu siapa?

Memang kau punya segalanya,
Sedangkan aku tak punya apa-apa,
Namun aku masih punya hati,
Yang insallah buat bekal nanti,
Setelah diriku mati.






Related Posts:

Fakir Dan Tenda Pengungsi

Ilustrasi dari Unsplas



Fakir Dan Tenda Pengungsi
Oleh: Bamewara
Dari Pandangan Mata Yang Ada

Tuhan apakah ini sebuah takdir,
Takdir untuk kaum fakir,
Ternoda ibarat sampah yang tersingkir,
Mengalir terbawa banjir sampai ke hilir.

Banyak sekali ribuan jiwa yang mati,
Karena sebuah bencana yang tiada henti,
Ribuan material Roboh dan pergi,
Setiap hari teriris sebuah sedih.

Mereka rela mengantri,
Hanya untuk sesuap nasi,
Demi mendapatkan keinginan sang buah hati,
Yang menangis menginginkan Asi.

Tampaknya mereka mulai sadar,
Akan sebuah bencana ibarat perang badar,
Yang seakan mengancam disaat sadar,
Maupun mengancam disaat tak sadar.

Hanya bisa mengeluarkan air mata,
Menyaksikan fakta yang ada,
Tak sangka dipandang mata,
Kalu ini ternyata kehidupan nyata.

Related Posts: