Rintihan Di Balik Awan
Oleh : Bameswara
Dibalik awan
Rintihan itu kerap kali mengundang simpati,
Beberapa kali ku cari dimana asalnya,
Akan tetapi lagi-lagi tidak terdeteksi,
Kembali suara rintihan itu terdengar,
Telinga menangkap suara itu sangat memilukan,
Menggerakan sanubari untuk terus mencari,
Tajam mataku mengarah bebas ke udara,
Terlihatlah awan mendung tepat diatas kepala,
Di balik awan itulah rintihan berasal,
Aku mencoba menghibur dengar siulan merdu,
Menyanyikan sekata dua kata indah,
Rintihannya malah tak kunjung redah,
Semakin kencang memekakan telinga,
Dalam hatiku berbisik Tuhan bantulah ia,
Air hujan mulai turun bercampur air mata,
Angin bertiup begitu lembut menggerakan awan,
Perlahan-lahan dari balik awan terpancar cahaya,
Sumber dimana asal rintihan itu berada,
Ia terlihat kecil namun memancarkan sinar,
Terang saat mentari mulai tenggelam,
Dalam gelap malam ia mulai tersenyum,
Saat rembulan menemaninya dikala ia sendiri,
Ternyata ia merintih sebab merasa sendiri,
Sedih disaat bulan digantikan mentari,
Dan senang saat rembulan kembali,
Oh, Tuhan sungguh indah ciptaanmu,
Kau jadikan cinta diantara bulan dan bintang,
Sungguh begitu beruntungnya diriku Tuhan,
Masih Kau tunjukan penglihatan keajaiban,
Kesetiaan Cinta antara Bulandan Bintang.
(B_yk)
K.01.10.2018.Ch
Pernah di posting di Plukme 01/10/2018
Ilustrasi dari Pixabay