Cirebon Tanah Kelahiran
Dari Caruban Nagari (Cirebon)
Disini aku disususi dan diberi asi,
Tak terhitung debit air kuminum,
Tanah cirebon yang menjadi saksi,
Dan angin sayup asri silih berganti.
Tak terhitung debit air kuminum,
Tanah cirebon yang menjadi saksi,
Dan angin sayup asri silih berganti.
Melelapkanku dipangkuan sang Ibu,
Yang terduduk di atas kursi kayu,
Sembari senandung lagu-lagu merdu,
Menambah lelap tidurku.
Yang terduduk di atas kursi kayu,
Sembari senandung lagu-lagu merdu,
Menambah lelap tidurku.
Cirebon dan Ibu yang membesarkanku,
Seakan satu dalam hidupku,
Menemani dalam lelap tidurku,
Mengasuhku tak kenal lesuh.
Seakan satu dalam hidupku,
Menemani dalam lelap tidurku,
Mengasuhku tak kenal lesuh.
Cirebon negeri indah pesisir,
Gagah mega di daerah peminggir,
Ombak yang berdesir bercampur pasir,
Bergelombang kencang bagai putaran gir.
Gagah mega di daerah peminggir,
Ombak yang berdesir bercampur pasir,
Bergelombang kencang bagai putaran gir.
Terlahirlah aku sang pemikir kerdil,
Diatas tanah negeri macan ali,
Negeri letak ampar pusaran bumi,
Bersatu bersama Ibu pertiwi.
Diatas tanah negeri macan ali,
Negeri letak ampar pusaran bumi,
Bersatu bersama Ibu pertiwi.
Macan Ali semboyan Caruban Nagari,
Gemah Ripah Loh Jinawi,
Rame Ing Gawe Suci Ing Pamrih,
Tanah suci peninggalan para wali.
Gemah Ripah Loh Jinawi,
Rame Ing Gawe Suci Ing Pamrih,
Tanah suci peninggalan para wali.
Cirebon, 23 Juni 2015
0 Response to "Cirebon Tanah Kelahiran"
Post a Comment