- Sampah organik (sampah yang dapat terurai/degradable)
- Sampah anorganik (sampah yang tidak dapat terurai/undegradable)
- Sampah Kimia (Sampah yang mengandung zat kimia berbahaya)
- Sampah alami
- Sampah manusia
- Sampah konsumsi
- Sampah Radioaktif
Upaya pengelolaan sampah
Upaya pertama kali dalam pengelolaan sampah secara terpadu adalah melakukan pemilahan sampah yang dilakukan mulai dari sumber asal dimana sampah itu dihasilkan, baik dari rumah, pasar, industri, fasilitas umum, daerah komersial dan sumber-seumber sampah lainnya.
Setelah melalui proses pemilahan sampah juga dapat langsung dibawa ke Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPS) terdekat, kemudian sampah dikumpulkan dan disorti kembali, lalu di salurkan kepada industri pendaur ulangan sampah. Selebelum nantinya akan di angkut ke Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPA), Sebagian sampah yang masih bisa dimanfaatkan di daur ulang menjadi kompos yang bisa memiliki niai jual. Residu atau sisanya dari proses tersebut dapat ditimbun menggunakan metode sanitary landfill. Sanitari landfill tersebut yang akan menghasilkan abu yang dapat digunakan sebagai bahan untuk membuat batako dan sebagai bahan kompos.
Alasan belum berkembangnya pengelolaan sampah secara terpadu disebabkan belum adanya sistem yang di dukung oleh sarana maupun prasarana yang memadai. Selai hal itu juga presepsi kesadaran masyarakat terhadap pentingya pengelolaan sampah masih sangat rendah, bahkan terkesan suka membuang sampah sembarangan padahal dampak yang ditimbulkan akan berakibat bukan hanya pada kerusakan alam akan tetapi akan menimpa dirinya sendiri seperti halnya musibah banjir yang setiap tahun selalu saja terjadi banjir di Indonesia ketika musim penghujan tiba.
Meskipun secara umum tingkat kesadaran itu tergolong rendah terhadap pengelolaan sampah, akan tetapi masih ada sebagian kelompok yang peduli akan pentingnya pengelolaan sampah tersebut dan dapat membantu bukan hanya kebersihan lingkungan akan tetapi meningkatkan pendapatan. Salah satunya Dokter Gamal Albinsaid yang mempelopori secara langsung warga masyarakat untuk mengelola sampah agar bisa dimanfaatkan sebagai pembayaran berobat.
Upaya Pengolahan Sampah- Pengolahan sampah organik
- Pengolahan sampah anorganik
- Reduce (Mengurangi penggunaan)
- Memberli kebutuhan barang sesuai dengan apa yang terlebih dahulu dibeli usahakan prioritaskan kebutuhan yang terpenting.
- Mengurang/menghindari konsumsi atau penggunaan barang yang sulit di daur ulang secara alami.
- Membeli prodak yang awet dan tahan lama sehingga mengurangi dampak sampah.
- Menggunakan produk selama mungkin, tidak mesti harus melihat model apabila barang masih layak dipakai maka pakailah.
- Reuse (Menggunakan ulang)
- Recycle (Daur Ulang)
- Botol bekas minuman, saus, kecap, sirup, krim kopi, baik yang berbentuk plastik putih maupun plastik berwarna, termasuk di dalamnya yang berbentuk cup/gelas kecil.
- Kertas, misalnya kertas A4, F4, A3 bekas perkantoran, kertas koran, majalah, kardus bekas makanan, kecuali kardus yang mengandung minyak dan lilin.
- Logam bekas wadah minuman, bekas makanan, kerangka meja, besi rangka beton bekas proyek konstruksi dan kaca juga bisa didaur ulang sebagai kerajinan.
- Plastik bekas juga dapat di daur ulang.