Bagaimana bisa seseorang berkata baik?
Sedangkan ia belum pernah mengoreksi hati!
Seorang pelajar dikatakan pandai,
Saat ia mampu menjawab persoalan dengan benar.
Lalu, apakah pantas kita berkata 'Saya orang baik'
Padahal belum tentu orang lain memandang baik,
Bisa saja penjahat sekalipun berkata 'Saya orang baik'
Padahal belum tentu orang baik memandang baik.
Lantas dimana letak kebaikan itu bersemayam,
Apakah kita sudah 'Yakin' saat kita berbuat baik,
Tidak ada sedikitpun keinginan yang mendorongnya,
Untuk kita melakukan sebuah kebaikan?
Tentu 'Tidak'
Setiap kebaikan yang kita kerjakan
Itu ada rasa yang mendorong untuk mengerjakannya,
Dan letaknya berada dalam hati manusia.
Lalu, apakah hati itu selalu mendorong pada kebaikan?
Tentu juga 'Tidak'
Sebab bisa saja hati itu mendorong manusia berbuat jahat,
Maka siapakah sesungguhnya yang mendorong pada kebaikan.
pertama 'diri kita sendiri'
Karena Hati itu ibarat sebuah pohon,
Memiliki akar juga membutuhkan air,
Saat kita merawat pohon dengan baik setiap hari,
Maka pohon itu akan tumbuh dengan baik dan berbuah.
Sedangkan jika kita tidak merawat dengan baik,
Maka yang terjadi adalah sebaliknya,
Pohon tersebut tetap tumbuh tapi dengan buah yang kurang baik.
kedua 'Tuhan'
Karena hanya Tuhanlah yang mampu menumbuhkan hati
Sedangkan kita manusia hanya bisa merawat hati,
Sebab Tuhan tidak akan pernah merubah hati manusia,
Jika tidak ada keinginan manusia untuk merubahnya.
Dan dalam diri manusia itu terdapat segumpal daging,
Apabila segumpal daging itu baik,
Maka baiklah seluruh anggota lainnya,
Apabila segumpal daging itu buruk,
Maka buruklah seluruh anggota lainnya,
Segumpal daging itu adalah Hati.
Selamat merawat pohon itu masing-masing.
(B_yk)
c.22.06.2020.Rb
0 Response to "Philoshopy Hati"
Post a Comment