Sebelumnya di artikel berjudul (Pengertian Puisi Naratif dan 4 Ciri-cirinya), di kesempatan kali ini Bameswarablogs akan membagikan beberapa contoh puisi naratif terbaru yang di ambil dari beberapa sumber, berikut ini beberapa contoh puisi naratif. jika belum membaca pengertian Puisi Naratif bisa dibaca disini
Judul : Mama dan Papa, Mana Kuota?
Karya : Meidy Yafeth Tinangon
Ditulis : Di Kompas.com pukul 00:15 tanggal 3 Agustus 2020
Bocah kecil itu merengek
air mata jatuh dari mata indahnya
seragam putih-merah
masih membalut tubuhnya yang mungil
Bukan di gedung sekolahan tapi di sekolah rumahan
"Mama, mana kuota? Aku mau belajar!"
Mama hanya tersenyum
"Papa mana kuota? Aku mau sekolah!"
Papa tak bergeming
Boca kecil terus menangis
Rindu mengapa cerdas
terhalang hantu bernama kuota
Akhirnya,
Bocah kecil berseragam putih-merah
Bergegas lekas, telapak kecil membekas
jejak pencarian sebuah kuota
Berlari menuju kuburan
Dalam isak tangis
"Mama-Papa, mana kuota?"
Pusara bisu tak bergeming
Kisah sedih boca yatim piatu
di sebuah panti asuhan
yang tiada mampu mengasuh...
Judul : Pertemuan Malam
Karya : WS. Rendra
Sumber : WS. Rendra, Doa untuk Anak Cucu, (Yogyakarta, Bentang Pustaka 2016), hlm 48-49
Setelah meneguk getah rembulan tanggal pertama
aku berjalan tanpa tujuan di dalam hutan
Kemudaian bau gandasuli membuat aku tertegun
berdiri kaku di tengah semak belukar
menghentikan nyanyian serangga malam
Terpancang seperti Gale-gale
Tanpa pikiran dan perasaan
Banyak masalah datang bersama
tanpa sebab dan akibat
Kemurungan menyelimuti diriku
Seperti kabut menghalang pemandangan
itu pun tanpa makna
Tanpa keterangan tanpa hubungan
Bau gandasuli memenuhi paru-paru
Membanjir kedalam urat-urat darah
Bahkan lalu menjadi daging
Ya, Allah. Apakah aku mati sambil berdiri?
Cahaya bulan dan bintang-bintang
jatuh ke pohon-pohon yang sekedar pohon
Serangga malam kembali bersuara sekedar suara
Tidak ada apa-apa Tidak ada apa-apa
Tidak mengapa Tidak bagaimana
Sedetik dan seabad apa bedanya
Tiba-tiba
dari kegelapan rumpun pohon-pohon jati emas
menyebar bau tembakau yang wangi
lalu aku lihat kilatan kacamata
Lalu kilatan senyum dengan gigi-gigi putih
dan kemudian muncul dari kegelapan
sosok tubuh yang gagah berpeci hitam
dan mantel malam berwarna coklat tua
Ayahandaku, paduka mucul tak terduga
Apakah arti kehadiaran Anda ini?
Apakah batas antara hidup dan mati
menjadi tipis karena cahaya rembulan?
Aku tidak mengharapkan pertemuan ini
Aku ikhlaskan Anda istirahat
di ranjang buaian kematian Anda
Kini, apakah yang akan Anda katakan?
Tanpa harapan, Tanpa keinginan
Aku berdiri terpaku di bumi
Apakah sebenarnya Aku sudah mati?
Dan kini menjadi sebatang gandasuli?
'Rumah Sakit Cinere, 5 November 2003'
Judul : Virus Corona
Karya : Alam Nuyah
Ditulis : 29 Maret 2020 di Kompasiana
Virus corona datang menyentak seluruh penduduk bumi
Semua dibuat gelisah karena takut mati
Canda dan tawa yang kini terdengar kini sepi
Karena rasa ketakutan yang menghampiri
Kau tak terlihat tapi kau begitu menakutkan
ada yang mengatakan kau lebih kejam dari pada setan
ada juga yang mengatakan ini peringatan Tuhan
karena kita sudah terlalu sering melakukan kedzaliman
Entah lah? yang aku tahu semua orang ketakutan
meski tidak ada suara pistol atau pun dentuman meriam apalagi perang
tapi ingatlah malaikat pencabut nyawa tidak akan mundur karena lockdown
apa lagi mengatur ulang jadwal kau untuk pulang
Semua tidak ada yang kebetulan
Tuhan pasti punya rencana yang sudah digariskan
ada sebuah misteri yang kadang disisipkan Tuhan
agar kita sadar Tuhan punya peran.
(Brebes, 29 Maret 2020)
Judul : New Normal
Karya : Azka Fathiyah
Ditulis : 9 Juni 2020 di Oknews.co.id
Ku diam ditengah kesendirian
Coba melangkah mendekap bait-bait yang berserakan dalam botol peradaban
Tetesan tinta ketulusan sembari berkata tentang kesabaran
Mengenangmu tak cukup dengan untaian kata-kata
Namun rasa cemas;takut;waswas selalu menghantui
Walaupun tak terasa langkahku melewati beberapa samudara
Mungkinkah jiwa ini tak lagi melihat getaran-getaran qolbu
Cepatlah pergi
Cepatlah berlalu
agar hidup kembali dalam aturan baru
inilah yang dinamakan normal...era normal baru.
Judul : Ramadhan Saat Pandemi
Karya : Bameswara
Ditulis : 24 April 2020 di Bameswarablogs.com
Bulan suci ramadhan telah kembali
Umat muslim senang berbalut sedih
Ibadah kali ini terpaksa mengisolasi
demi berakhirnya bencana pandemi
Bencana corona menginfeksi bumi
bukan hanya berada di satu negeri
seluruh negeri terdampak pandemi
bahkan memicu gangguan ekonomi
Kebiasaan sejenak berubah anomali
keramaian berubah menjadi sepi
hari demi hari harus menahan diri
mari sejenak bermusahabah diri.
Sudahkah kita saling peduli?
Sudahkah kita saling memiliki?
Sudahkah kita berbenah diri?
berbenah diri untuk melawan pandemi.
"Jihad melawan nafsu dan jihad melawan pandemi"
Itulah beberapa contoh puisi naratif yang diperoleh dari berbagai sumber kurang lebihnya mohon maaf, semoga dapat menambah pengetahuan baru serta menjadi bahan referensi. Silahkan jika sahabat punya karya puisi naratif, atau puisi bebas lainya. Bisa juga cerpen, novel, opini, teknologi dan lain-lain, ikut berkontribusi di Bameswarablogs dengan mengirimkan karya sahabat melalui Ikut Menulis
0 Response to "Contoh Puisi Naratif Terbaru"
Post a Comment