Pandemi mengajarkan kita untuk saling peduli



Musibah yang menimpa kita di tahun 2020 sangatlah memukul berbagai sektor mulai dari pendidikan, peribadatan, pariwisata, hingga masalah ekonomi. Banyak sudah yang telah terkena dampak dari merebaknya pandemi, meskipun tidak terjangkit secara langsung namum mampu memukul pada sektor lain terutama masalah pendapatan. Banyak diantara kita semua ada yang mengalami pemutusan hubungan kerja, mengalami kebangkrutan usaha, tidak merasakan lagi pendidikan di sekolah bahkan yang paling menyedihkan lagi terpapar dan merenggut nyawa.

Semua sudah menjadi takdir mau tidak mau harus kita hadapi, Alhamdulillah sejauh ini kita masih mampu mengatasi serta bangkit dari masalah yang tidak mudah ini. Problem yang datang secara tiba-tiba serta mendadak, semua masih mampu kita lalui dengan sebuah kesabaran dan keikhlasan. Sejatinya dari beberapa peristiwa yang telah kita lalui sejak awal tahun hingga menuju awal bulan Agustus, merupakan momen dimana kita diajarkan untuk saling peduli antara sesama baik secara moril maupun materil atau hanya sekedar mengirimkan doa terbaik supaya semua segera berlalu dan mulai kembali menjalani suatu kebiasaan yang mungkin menjadi tidak biasa (New Normalisasi).

New normalisasi merupakan suatu cara terbaik untuk menjalani kembali aktivitas yang biasa namun tidak biasa dimana kita dihimbau dan dianjurkan untuk saling menjaga kesehatan satu sama lain, saling peduli dengan saling menasihati satu sama lain. Kita semua tahu masa-masa sulit ini merupakan suatu masa yang banyak mengajarkan kita semua akan pentingya kepedulian kepada sesama manusia, apalagi sesama bangsa, sesama marga, sesama keluarga dan banyak kesamaan-kesamaan yang mampu menyatukan begitu banyaknya perbedaan menjadi sebuah rasa untuk saling peduli.

Terutama kepedulian yang menjadi persoalaan-persoalan utama yang perlu digaris bawahi untuk memulai suatu kebiasaan baru, yakni harus mampu membuat formula untuk  mengutamakan mengatasi persoalan tersebut, pertama masalah kesehatan, kedua masalah ekonomi, ketiga masalah pendidikan dan keempat masalah pembangunan. Masalah kesehatan sejauh ini mungkin sudah berjalan, akan tetapi masalah ekonomi masih terbilang belum mulai kembali normal dimana masyarakat pada umumnya semua terkena dampak akibat pandemi, seharusnya mulai membuat formula untuk mengembalikan kembali perekonomian masyarakat untuk menstabilkan dan mengembalikan perekonomian dan pendapatan mereka. Masalah pendidikan juga sejauh ini masih belum kembali normal dimana para siswa dan siswi masih belum aktif berkegiatan belajar mengajar mengikuti KBM di Sekolah. Masalah pembangunan mungkin bisa dibilang seperti sebuah lampu corong yang kadang apinya terang terkadang tertiup angin hampir redup, seharusnya mulai kembali untuk melanjutkan pembangunan-pembangunan yang berhenti di tengah jalan, baik itu pembangunan sumberdaya manusia maupun pembangunan sumberdaya alam.

Mungkin sudah saatnya kita kembali berbenah, membangunkan kembali semangat serta mengobarkan kembali perjuangan. Jadikan semua yang kita alami beberapa bulan kebelakang menjadi suatu pelajaran yang berharga agar kita mempersiapkan sedini mungkin segala kemungkinan perubahan, baik perubahan yang diakibatkan oleh kejadian alam maupun perubahan perkembangan kemajuan peradaban yang lebih baru, segala kemungkinan itu tentu akan selalu mampu berubah di atas pemukaan bumi ini. Seperti halnya sebuah roda kehidupan adakalanya roda itu melalui jalan yang mulus ada kalanya pula  melalui jalan yang terjal. Pilihanya terletak pada kemauan apakah kita masih mau untuk terus menggerakan roda agar tetap berjalan, atau memilih diam. Tentulah diam bukan merupakan solusi terbaik dalam menghadapi tantangan perkembangan zaman yang dinamis.

"Jika kau terjatuh lalu bangkit, jatuh lagi lalu bangkit kembali, jangan biarkan berlarut-larut meratapi keterpurukan.'' dan "Tetaplah bergerak untuk menciptakan suatu keseimbangan, tidak bergerak sama sekali merupakan suatu kegagalan yang mutlak.''

_Bameswara_

C.02.08.2020.Rb
 

Related Posts:

0 Response to "Pandemi mengajarkan kita untuk saling peduli"

Post a Comment