KATA PENGANTAR
Apa yang terbesit dalam pikiran anda saat mendengar seorang yang bekerja dalam pembangunan gedung nama seperti arsitek, teknisi, dan tukang bangunan yang mengerjakannya? Suka Duka Juru Gambar & Pekerja Konstruksi ditulis untuk anda yang ingin mengetahui seluk beluk kisah perjuangan mereka dalam mendirikan suatu bangunan atau sarana prasarana umum yang nantinya bakal semua orang nikmati termasuk anda.
"Manusia dilahirkan dalam keadaan bebas; tapi dimana-mana ia terbelenggu. Yang satu mengira dirinya majikan yang lain, tapi tetap menjadi budak yang lebih terikat daripada mereka''
(Jean Jacques Rousseaus)
Setiap manusia sejak dilahirkan di dunia telah digariskan oleh Tuhan tiga perkara yaitu dimana dia akan dilahirkan, bagaimana dia akan memperoleh rizeki, dan dimana dia akan meninggal dunia. Menjadi seorang pekerja konstruksi merupakan takdri yang telah ditentukan Tuhan sebagai sumber pendapatan untuk menyambung hidup.
Dibalik bangunan indah dan gedung-gedung megah yang menghiasi pemandangan kota, ada tangan-tangan para pekerja konstruksi serta para juru gambar yang mengajarkan project bengunan gedung tersebut. Mungkin, sebagian orang menganggap bahwa pekerja konstruksi dan para juru gambar itu memiliki kehidupan dan pendapatan yang bisa mensejahterahkan keluarga. Hal itu memang betul tapi tidak semua dari mereka merasakan hal-hal manis dalam mengarungi asin garamnya dunia konstruksi.
Saat kita menempati suatu rumah, gedung, melewati jalan aspal, jembatan dan fasilitasi umum lainnya maka dengan nyaman kita merasakan serta menempati tempat atau melewati jalan dan jembatan tanpa ada rasa hawatir serta perasaan was-was karena takut terjatuh atau mengalami kegagalan konstruksi (ambruk), Bangunan gedung dan konstruksi yang aman merupakan hasil analisis serta perhitungan yang matang dari pekerja konstruksi dan juru gambar antara keduanya tidak bisa terlepas dari suatu pembangunan peradaban manusia.
Bukankah ada yang menyatakan bahwa kemajuan suatu peradaban dapat dilihat dan ditelusuri dari kemajuan kemegahan bentuk bangunannya sebagai simbol bahwa peradaban itu maju, seperti halnya Ibu kota yang memiliki gedung-gedung pencakar langit bisa dikatakan sebagai kota maju pada masa modern, bahkan sejak zaman peradaban kuno suatu kemajuan peradaban manusia bisa ditelusuri dari peninggalan-peninggalan kemegahan bangunannya mislanya seperti Piramida Mesir, Kota Petra, Candi Borobuddur, dan masih banyak lagi bangunan-bangunan megah yang menunjukan peradaban manusia itu telah maju sejak dahulu, sudah bisa ditelusuri dalam sebuah catatan sejarah bahwa manusia mengenal teknologi bercocok tanam dan berternak sudah ada sejak generasi pertama manusia di bumi, serta manusia mengenal pakaian dan baca tulis sudah tercatat pada generasi keenam manusia setelah manusia pertama di dunia.
Penulis tidak akan membahas jauh mengenai peradaban masa lampau, hanya akan mengulas Kisah Suka Duka Juru Gambar & Pekerja Konstruksi terkhusus di Indonesia, bagaimana kisah perjuangan mereka akan penulis sajikan dalam Suka Duka Juru Gambar & Pekerja Konstruksi yang mudah-mudahan akan membuka pengetahuan baru pembaca. Akan tetapi penulis menyadari bahwa masih banyak kekuarangan untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan.
_Bameswara_
Cirebon, 20 April 2020
A. PERJUANGAN SEROANG JURU GAMBAR & SEORANG TEKNIK SIPIL
Perjuangan awal seorang juru gambar dan seorang teknik sipil sebelum mereka terjun di lapangan secara langsung mereka harus terlebih dahulu menghabiskan waktunya bergelut dengan dunia pelatihan di Universitas atau Sekolah Teknik.
Semuanya tidak instan perlu waktu panjang untuk benar-benar menguasai ilmu yang berkaitan khusus dengan dunia kostruksi, siang malam mereka habiskan waktu mereka untuk mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh para pelatih atau seorang tutor (Guru).
Perjuangan yang mereka lalui bahkan sangat menyita waktu serta pikiran, seorang yang menempuh pendidikan dibidang Arsitektur acap kali waktu istirahat mereka sendiri terganggu, ketika pagi hari mereka harus berangkat ke kampus sementara tugas yang diberikan harus segera diselesaikan apabila diberikan tugas oleh gurunya.
Hal yang sama berlaku pada seseorang sarjana di Fakultas Teknik Sipil, sama saja nasib mereka dihabiskan hanya untuk mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru mereka, rasa bosan terkadang menghampiri mereka tapi satu hal yang menjadi motivasi besar mereka jika mereka malas mengerjakan tugas-tugas kuliah otomatis harus mengulangi semester dengan pelajaran yang sama tentu lebih membosankan.
Pikiran serta waktu mereka akan sangat tersita ketika sudah menghadapi waktu akhir semester, mereka harus siap berjuang mati-matian demi terselesaikannya tugas akhir, selain mereka harus mencari bahan skripsi di lapangan secara langsung juga harus menentukan materi apa yang perlu mereka ajukan sebagai persyaratan kelulusan mereka.
Seorang juru gambar atau arsitek harus menyelesaikan tugas akhir mereka dengan membuat karya design gambar yang benar-benar baru selain membuat gambar mereka juga harus membuat miniatur (Makting) bentuk bangunan yang sama dengan apa yang tertuang dengan gambar. Memang bukan suatu pekerjaan mudah bagi mereka, waktu dan pikiran harus benar-benar fokus dengan tugas akhir semester, ditambah lagi harus menyusun laporan skripsi.
Tugas akhir seorang di fakultas teknik sipil harus membuat perencanaan yang matang, memerlukan perhitungan analisa yang kompleks, teknik sipil sendiri terbagi menjadi dua cabang keilmuan ada yang mengambil merencanakan bangunan gedung dan ada yang mengambil merencanakan rancangan jalan dan jembatan, masing-masing sudah ditentukan sesuai pilihan sebelum semester akhir sub bidang apa yang akan mereka senangi.
Terlepas dari itu ilmu-ilmu seperti mekanika teknik, mekanika tanah, ilmu pemetaan, ilmu rekayasa konstruksi, ilmu gambar teknik, ilmu anggaran biaya (Bill Of Quantity), ilmu bahan/meterial, dan ilmu-ilmu yang lainnya seperti ilmu umum mereka pelajari pada saat semester sebelumnya.
Kesimpulannya perjuangan dari seorang juru gambar dan seorang teknik tidak semudah yang kebanyakan kita sangka, mereka harus melawan dirinya sendiri untuk tetap konsisten dalam memilih jalan hidup yang mereka pilih, banyak cobaan, rintangan, dan godaan untuk menghentikan langkah-langkah mereka, tetapi kebersamaan yang saling menguatkan diantara mereka menjadi moment-moment perjuangan indah yang akan terkenang sepanjang hayat.
Mental mereka benar-benar diuji serta dilatih untuk memiliki mental baja, tahan banting, pantang menyerah, dan siap menghadapi persoalan serumit apapun. Mereka merupakan calon-calon pasukan pembangunan untuk mewujudkan terciptanya suatu pembangunan nasional maupun internasional yang menangani berbagai bidang keahlian mereka masing-masing dalam dunia konstruksi.
Mereka sadar bahwa dunia yang akan mereka hadapi memerlukan perhitungan dan pertimbangan matang, serta memiliki resiko besar yang harus dipikul karena mereka bukan hanya memperhatikan nyawanya sendiri dalam mewujudkan suatu pembangunan konstruksi namun juga mewujudkan suatu kenyamanan dan keselamatan bagi manusia lainnya.
"Jika membangun hanya sekedar membangun semut, lebah dan laba-laba juga membangun. Semut, lebah, laba-laba membangun untuk melindungi spesiesnya seharusnya manusia juga harus memperhatikan bukan hanya untuk melindungi tapi perlu juga memperhatikan kenyamanan, ekstetika serta kegunaan fungsi bangunan."
++Bameswara++
B. TERJUN KE LAPANGAN PEMBANGUNAN
Setelah lulus dari dunia pendidikan atau pelatihan sebagai seorang yang dibekali keahlian tentulah memiliki semangat bergelora untuk segera mengaplikasikan ilmunya di dunia kerja, namum tidak semua dari mereka mendapatkan kesempatan yang sama, mereka tentunya ingin memasuki lapangan pembangunan yang sesuai dengan background bidang keilmuannya.
Akan tetapi takdir yang akan membawa mereka setelah mereka lulus, kita tahu sendiri kesempatan bagi seorang lulusan Arsitektur atau Teknik Sipil bahkan dari kejuruan lain di negara kita itu sangatlah terbatas, ditambah lagi mereka harus bersaing dengan lulusan-lulusan tahun yang sama atau dalam artia mereka harus bersaing dengan lulusan dari tempat pelatihan atau pendidikan yang berbeda.
Sangat beruntung apabila mereka langsung bisa bergabung dengan suatu perusahaan atau instansi yang sesuai dengan pasion mereka, bagi mereka yang tidak memiliki kesempatan emas terpaksa banting setir untuk meninggalkan pasion serta harus menerima pekerjaan yang tidak sesuai dengan apa yang pernah dipelajari, ilmu yang dipelajari menghabiskan waktu hampir enam semester sampai dengan delapan semester atau sekitar 3-4 tahun. Tidak ada pilihan lain bagi mereka ketimbang tidak dapat pemasukan samasekali akan lebih baik memilih murtad dari jurusan dan memilih peruntungan.
Gambarannya diibaratkan seperti seorang pemancing yang menyiapkan kail untuk digunakan memancing ikan, dia pergi menggunakan bahtera ke laut untuk menangkap ikan akan tetapi sesampainya di tengah laut ia tidak menjumpai ikan malah yang ia jumpai kepiting, sedangkan kail yang dibawanya merupakan kail untuk menangkap ikan, bukankah tidak akan mungkin kepiting dapat ditangkap dengan pancingan ikan. Sementara itu ia juga tidak mungkin kembali ke darat, sebenarnya bisa saja ia pergi mencari lokasi lain untuk menemukaan keberadaan ikan. Seandainya hal tersebut dilakukan maka akan sangat menguras tenaga nasib baik jika dia menjumpai ikan, sementara jika tidak akan sia-sia. Maka pilihanya tidak ada cara lain selain ia harus meninggalkan pancingan ikan atau memodifikasi merubahnya menjadi pancingan kepiting supaya kepiting di hadapannya dapat ditangkap.
Sedangkan bagi yang beruntung dengan bekal pancingan ikan sekali mereka berlayar menggunakan bahtera menuju laut sesampainya di laut langsung menemukan keberadaan ikan, maka dengan mudah mereka memasang pancing untuk menangkap ikan.
Bahkan ada juga dari mereka yang berlayar menggunakan bahtera menuju laut sesampainya di laut tidak menjumpai ikan atau kepiting, malah mereka memilih untuk membuat keputusan kembali menuju daratan dengan tangan kosong.
Begitulah gambaran perjuangan mereka menghadapi lika-liku gelombang kehidupan, hempasan ombak yang menerjang badan kapal, derasnya arus laut yang mereka arungi tidak selalu membuahkan hasil yang menguntungkan bagi mereka seorang calon juru gambar dan calon teknisi sipil.
Apakah yang beruntung akan selalu beruntung?
Setidaknya bagi mereka yang diterima di perusahaan yang sesuai dengan backgroun pendidikan mereka, nafas syukur serta rasa lega dalam pikiran dan hati terucap, itu artinya bahwa mereka benar-benar akan berhadapan secara langsung dengan pekerjaan di konstruksi.
Empat minggu pertama mungkin mereka harus beradaptasi dengan suasana kerja, belum sepenuhnya menghadapi masalah kompleks. Delapan minggu saat dihadapkan untuk menangani suatu project maka mereka harus menghilangkan rasa tidak percaya diri serta harus mempelajari perbedaan karakteristik dari rekan kerja seperti tukang, pembantu tukang, mandor dan lain sebaginya. Duabelas minggu barulah tantangan yang sesungguhnya dimulai, ia harus mampu menghadapi suatu yang kompleks serta sebisa mungkin harus bisa menemukan penyelesaian masalah jika timbul suatu masalah, sebab dilapangan atau dunia kerja pasti akan selalu menemukan masalah baik kecil maupun besar.
Tidak ada lagi istilah keberuntungan seperti saat mereka pertama berlayar menggunakan bahtera untuk memancing ikan, sebab ikan sudah mereka peroleh, justru yang mereka hadapi adalah resiko yang harus memperhatikan perhitungan matang untuk bisa selamat dari guncangan ombak yang sewaktu-waktu dapat menerjang dan bisa saja menenggelamkan perahu yang mereka tumpangi seandainya tanpa pertimbangan dan perhitungan matang.
"Nahkoda yang handal tidak terlahir dari laut yang tenang"
Pepatah di atas merupakan ungkapan yang tepat bagi mereka, sebab mereka merupakan nahkoda-nahkoda yang mempengaruhi keberhasilan pembangunan suatu proyek pembangunan kosntruksi. Tantangan berlika-liku merupakan pembelajaran serta tempaan yang disediakan alam untuk melatih kekuatan jiwa serta raga mereka, namun dikemudian hari hasil dari proses tenmpaan alam itu akan berguna bagi mereka saat mengarungi lautan untuk memperoleh lebih banyak lagi hasil tangkapan ikan.
Maka dari itu jika kamu ingin menjadi seorang nahkoda yang andal, jangan takut untuk mengarungi laut tapi perhatikan terlebih dahulu sejauh mana kesiapanmu. Jika persiapanmu tidak dengan disertai pemahaman ilmu yang memadai untuk memperhitungkan guncangan ombak, maka jangan harap kamu akan selamat saat mengarungi laut tetapi malah akan sebaliknya kapalmu akan digulung ombak kemudian tenggelam dan karam di dasar laut.
Seperti itulah hukum alam yang berlaku dalam dunia kosntruksi, sebab resiko yang dihadapi cukup besar. Membangun konstruksi jika salah sedikit akan berakibat fatal, bukan saja akan mengancam keselamatanmu namun juga akan membahayakan keselamatan orang lain. Keselamatan mereka para pekerja serta orang-orang yang akan menggunakan hasil pembangunan tersebut apabila telah rampung dilaksanakan.
Siapa sajakah mereka para pekerja konstruksi? Bagaimanakag suasana yang ada pada prooyek konstruksi? serta siapa saja yang terlibat di dunia kosntruksi?
Dalam lembar berikutnya akan dijelaskan, kisah perjuangan mereka, baru sedikit gambaran-gambaran mereka dalam suka duka juru gambar dan pekerja konstruksi.
C. PARA PEKERJA KONSTRUKSI
Pekerja konstruksi tidak hanya terdiri dari seorang arsitek, ada banyak yang terlibat dalam pembangunan suatu konstruksi bangunan khususnya di Indonesia sendiri memiliki beberapa susunan secara umum terbagi menjadi empat pelaku usaha yang terlibat diantaranya Bohir
.
Bohir berasal dari bahasa Belanda 'Bouwheer' artinya pemilik bangunan atau owner. Konsultan yaitu perusahaan atau perseorangan yang bergerak dalam jasa konsultasi konstruksi pembangunan, sedangkan konstraktor yaitu perusahaan yang terlibat dalam pelaksanaan pembangunan, serta subcontraktor merupakan orang atau perseorangan yang siap menerima apabila kontraktor mengesubkan proyek yang diterima karena alasan project lain dan sebagainya.
Masing-masing susunan tersebut saling melengkapi satu dengan yang lainnya dalam artian mereka bekerja melalui susunan SOP (Standart Operational Prosedur) yang berlaku di masing-masing wilayah, jadi tidak sertamerta bekerja tanpa memperhatikan prosedur yang berlaku dalam dunia pembangunan, sebab bagaimanapun prosedur yang dibuat dari sebuah perencanaan maupun pelaksanaan pembangunan suatu konstruksi akan berpengaruh pada efektifitas, efisiensi waktu dan keselamatan kerja (K3).
Penerapan standart oprerational prosedur tidak hanya diterapkan pada proyek-proyek intsansi pemerintah akan tetapi proyek-proyek swasta juga harus menerapkan proseduk yang berlaku, termasuk diantaranya mematuhi prosedur keselamatan kerja (K3) karena sangat perlu diterapkan dalam suatu pembangunan konstruksi.
Perusahaan atau instansi yang terlibat dalam dunia pembangunan kosntruksi harus benar-benar memperhatikan prosedur serta landasan hukum yang berlaku di setiap unit wilayah kerja, prosedur yang ada harus benar-benar diaplikasikan bukan hanya sebagai syarat untuk dokumentasi semata akan tetapi harus mampu diterapkan di lapangan secara nyata, dengan begitu diharapkan akan tercapainya suatu tujuan pembangunan yang memilimalisir kemungkinan kecelakaan kerja atau kegagalan kosntruksi.
Tersebab suatu pekerjaan kosntruksi dalam mewujudkan pembangunan memiliki resiko yang besar dan tidak menutup kemungkinan akan menemui hambatan berupa sesuatu yang mengakibatkan kecelakaan kerja, maka dari itu menerapkan lingkungan kerja yang sesaui prosedur diharapkan dapat meminimalisir sesuatu yang tidak diinginkan seperti kecelakaan kerja dan kegagalan konstruksi. Maka dari itu perlunya Bohir atau Owner sebagai pemilik bangunan konstruksi agar menunjuk para ahli konstruksi, seperti konsultan dan kontraktor untuk mewujudkan bangunan fisik konstruksi secara sehat.
“Suatu bangunan konstruksi yang sehat merupakan hasil kerja keras semua elemen pekerja pada saat mendirikannya dengan sungguh-sungguh dan penuh rasa tanggung jawab.”
++Bameswara++
Konsultan maupun Kontraktor yang ditunjuk oleh Owner, merekalah yang nantinya mewakili Owner untuk menjalankan tujuan yang diberikan Owner supaya maksud pembangunan tercapai dengan baik dan tidak membahayakan baik pada saat perencanaan, pelaksanaan, maupun pada saat suatu bangunan konstruksi itu siap digunakan untuk kepentingan yang sesuai harapan pemilik bangunan konstruksi, dan apabila terjadi kegagalan konstruksi maka merekalah konsultan dan kontraktor yang ditunjuk owner yang akan mempertanggung jawabkan, apakah kegagalan pada konstruksi tersebut murni diakibatkan oleh kecelakaan alami atau suatu proses pembangunan yang salah dan tidak memenuhi standart yang berlaku dalam suatu prosedur awal konstruksi.
Jika pada suatu pemeriksanaan ditemukan kejanggalan konstruksi maka konsultan atau kontraktor yang harus mempertanggung jawabkan kegagalan konstruksi tersebut, namun jika konsultan atau kontraktor menjalankan sesuai dengan standart operational prosedur yang berlaku maka kegagalan tersebut dinyatakan murni kecelakaan yang disebabkan factor lain, bisa factor alam, factor cuca dsb.
Begitulah suatu konstruksi memang terdengar sangat rumit dan kompleks, tidak mudah tugas seorang juru gambar dan pekerja konstruksi. Tapi seorang juru gambar dan pekerja konstruksi sejati menyukai tantangan permasalahan yang rumit terbilang kompleks, hal itu mereka jadikan sebagai daya tarik para pekerja konstruksi untuk lebih mendalami dan mempelajari suatu masalah-masalah yang ada karena suatu saat nanti apabila menemukan hambatan yang sama maka sudah memiliki jawaban untuk mengatasi suatu permasalahan yang terjadi.
Pemaparan diatas berkenaan dengan owner, konsultan, kontraktor, dan subkontraktor baru sebagian gambaran umum berupa badan usaha, belum membahas pada bagian-bagian yang mengerucut secara personal atau individual secara khusus, karena masih banyak manusia yang terlibat dalam suatu pembangunan konstruksi untuk itu jika masih penasaran dengan kisah mereka tetap lanjutkan membaca halaman demi halaman.
“Suatu tidakan positif yang Anda kejakan hari ini, meskipun sekecil biji sawi. Niscaya pasti akan bermanfaat dimasa depan maka jangan pernah menganggap sepeleh suatu tindakan sekecil apapun.”
+++Bameswara+++
D. Bohir ‘Owner’ Pemilik Bangunan
Bohir pemilik bangunan biasanya merupakan CEO atau pemilik suatu bisnis, terkadang mereka membutuhkan bantuan para tenaga ahli konstruksi untuk membangun suatu bangunan baru guna mengembangkan usaha dan tempat bisnisnya. Pemilik suatu bangunan juga bukan hanya pembisnis, bisa perseorangan atau instansi pemerintah maupun instansi swasta yang sedang melakukan pengembangn kantor, house keeping, warehouse, rumah dinas, maupun tempat fasilitas public atau pelayanan masyarakat.
Pemilik bangunan (Owner) bisa meminta bantuan kepada para penyedia jasa dengan menunjuk secara langsung atau mengadakan lelang. Penunjukan secara langsung biasanya bagi pemilik bangunan swasta seperti penguasaha, insvestor/penanam modal, masyarakat umum yang membutuhkan jasa pembangunan tempat tinggal dan lain-lain. Sedangkan lelang biasanya dilakukan pada proyek pemerintah yang bersekala besar dalam artian memiliki nilai harga satuan lebih dari dua ratus juta lebih kurang, sementara proyek yang bersekala kecil bisa dilakukan penunjukan secara langsung (juksung) kepada penyedia jasa seperti konsultan atau kontraktor.
Lelang biasanya dipilih untuk menentukan pemenang pembangunan proyek, lelang dilakukan bisa dilakukan secara terbuka melalui ofline maupun online yang tersedia di portal lelang nasional seperti halnya LPSE (Lembaga Penyedia Jasa Secara Elektronik), atau pada situs-situs perusahaan swasta yang menyediakan halaman lelang, bahkan perusahaan BUMN seperti Indocement, Pertamina, dan sebagainya. Biasanya pada website resmi perusahaan itu menyediakan halaman link khusus untuk pengadaan barang dan jasa.
Jadi yang dinamakan Bohir (Owner) pemilik suatu bangunan itu bisa berupa pemerintah, pengusaha, investor/penanam modal, bahkan masyarakat yang mendirikan bangunan suatu konstruksi misalnya untuk tempat tinggal juga bisa disebut pemilik tapi dalam sekala kecil. Sedangkan pemilik suatu bangunan seperti pemerintah, pengusaha dan penanam modal merupakan pemilik bangunan bersekala besar.
Adapun tugas seorang Bohir (Owner) Konstruksi antara lain :
1. Membuat Surat Perintah Kerja (SPK);
2. Mengeshkan atau menolak perubahan pekerjaan yang sudah menjadi rencana awal;
3. Meminta pertanggung jawaban dari para kontraktor atau pelaksana proyek atas hasil pekerjaan bangunan konstruksi;
4. Memutuskan hubungan kerja dengan pihak kontraktor atau pelaksana proyek yang tidak dapat melaksanakan pekerjaan sesuai dengan isi perjanjian kontrak. Misalnya melaksanakan pekerjaan tidak sesuai dalam hal penggunaan material atau dengan sengaja menurunkan kwalitas bahan, atau suatu pekerjaan konstruksi tidak sesuai dengan RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat).
5. Menyiapkan serta menyediakan dana pembangunan konstruksi.
E. Manajemen Konstruksi (MK)
Manajemen konstruksi merupakan suatu ilmu yang mempelajari dan mengaplikasikan aspek-aspek manajerial suatu teknologi industri konstruksi. Biasanya manajemen konstruksi dijalankan oleh salah satu pelaku bisnis yaitu konsultan konstruksi dalam memberikan nasihat, masukan, dan bantuan dalam sebuah proyek pembangunan.
Tugas manajemen konstuksi (MK) yaitu merencanakan proyek manajeman pembangunan, mengatur manajeman harga, mengatur manajeman waktu, mengatur manajeman kualitas, administrasi kontrak kerja, manajeman keselamatan kerja (K3) dan praktik profesional.
Peranan manajeman konstruksi dalam suatu pembangunan merupakan layanan yang sangat baik yang bertujuan untuk mengkordinasikan dan mengkomunikasikan seluruh proses pembangunan konstruksi. Peranannya sebagai majerial proyek konstruksi maka bertugas menangani semua tahap proyek konstruksi mulai dari tahap awal. Pra konstruksi, manajeman konstruksi melakukan semua setudi awal berupa kelayakan dan penelitian. Setelah selesai melakukan uji kelayakan dan penelitian dilanjut dengan DED (Drawing Enginering Design) atau gambar desain rencana, lalu dilanjut dengan menentukan Bill Of Quantity (BOQ) atau rencana anggaran biaya, setelah administrasi arsitektur dan tujuan penjadwalan telah terdefinisikan dengan baik maka pekerjaan dilanjutkan pada tahan pelaksanaan yang diaplikasikan oleh kontraktor.
Peranan MK dalam tercapainya tujuan pembangunan sangatlah penting, dan fungsi menajemen kostruksi sendiri dalam suatu industri properti atau pembanguan sangatlah perlu, diantarnya fungsi-fungsi manajemen konstruksi antara lain : Plaining, organizing, actuating, dan controling.
e.1. Plainning (Perencanaan)
fungsi manajemen konstruksi dalam hal perencanaan yaitu menentukan proyek pembangunan seperti apakah yang akan dikerjakan, kapan dimana dan bagaimana cara pengerjaannya. Seperti apa design yang cocok diterapkan dan pengunaan material bagaimana agar pembangunan konstruksi memperoleh hasil yang baik dan berkualitas.
e.2. Organizing (Organisasi)
Manajemen konstruksi memiliki fungsi untuk membentuk tim atau devisi yang diperlukan dalam pelaksanaan pembanguan konstruksi sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Dengan kata lain wewenang MK yaitu memilih dan membentuk tim atau anggota kerja dalam suatu devisi.
e.3. Pengarahan (Actuating)
Manajemen konstruksi juga berfungsi untuk mengarahkan atau membimbing sepertihalnya memberi brefing, atau pelatihan dan bimbingan delam betuk pengarahan serta memberikan arahan kepada semua tim agar menerapkan K3 (Keselamatan, Keamanan, Kerja) agar pekerjaan yang akan dilaksanakan berlajan dengan baik dan terarah.
e.4. Pengendalian (Controling)
Sebagai manajemen kosntruksi berfungsi untuk melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap kegiatan suatu pembangunan konstruksi serta berhak melakukan evaluasi apabila terjadi suatu masalah atau kendala dalam pembangunan atau yang terkait dengan devisi saat pembangunan berjalan. Maka manajeman konstruksi berhak melakukan pengendalian dan melakukan pencegahan dalam mengatisipasi terhadap masalah yang timbul atau pada saat terjadinya penyimpangan yang tidak sesaui dengan perencanaan awal.
Fungsi pengendalian yang utama dari manajemen konstruksi terbagi menjadi tiga :
e.4.1. Pengendalian Biaya (Cost Controling)
Seorang manajeman konstruksi berfung untuk mengatur dan mengendalikan biaya pembangunan konstruksi agar tidak mengalami pembengkakan atau mengalami kekuarangan pada saat pembangunan konstruksi sehingga sejalan dengan Bill Of Quantity yang telah disepakati di awal.
e.4.2. Pengendalian Kualitas dan Quantitas (Quality Control)
Manajemen konstruksi juga memiliki fungsi untuk mengontrol dan mengawasi jalannya pekerjaan konstrusi dalam hal ini mengawasi kualitas bahan material yang digunakan, mengawasi cara pengerjaan serta mengawasi hasil dari suatu pekerjaan konstruksi hingga mutu kualitas hasil pekerjaan konstruksi sesuai dengan rencana kerja dan syarat-syarat.
e.4.3. Pengendalian waktu (Time Control)
Manajeman konstruksi memiliki fungsi untuk mengendalikan atau mengontrol waktu yang telah terjadwal dalam time scedule tujuannya yaitu untuk menentukan watu sesuai dengan sasaran dan tidak melebihi batas, adapun apabila melebihi batas waktu yang telah ditentukan maka waktu itu tidak terlampau berlarut-larut alias molor sehingga tidak tercapainya tujuan pembangunan konstruksi.
Itulah sekilas tentang manajeman konstruksi (MK) dalam suatu pembangunan konstruksi, masih banyak istilah-istilah lain dalam dunia arsitektur dan konstruksi yang mudah-mudahan akan disajikan dengan pemahaman yang mudah dimengerti dan dipahami sekalipun oleh orang awam yang sama sekali tidak memiliki pengetahuan tentang dunia arsitektur dan konstruksi, insyaAllah.
F. Konsultan Bangunan Konstruksi
Konsultan merupakan suatu badan bisnis yang menyediakan jasa konsultasi profesionalkepada klien atau owner, jasa konsultasi bisa berupa perorangan atau perusahaan dalam bidang keahlian tertentu, misalnya konsultan akutansi, konsultan pajak, konsultan lingkungan, konsultan biologi, konsultan hukum, konsultan kesehatan, konsultan koperasi dan juga konsultan konstruksi.
Konsultan konstruksi yaitu perorangan atau perusahaan profesional yang menyediakan jasa kepenasihatan dalam bidang keahlian konstruksi pembangunan, terbagi menjadi dua jasa konsultasi dalam dunia konstruksi secara umum pertama konsultan perencana bangunan konstruksi dan konsultan pengawas bangunan konstruksi.
f.1. Konsultan Perencana
Konsultan perencana konstruksi adalah pihak yang ditunjuk oleh pemberi tugas atau klien untuk merencanakan bangunan konstruksi, yang berupa perorangan atau badan usaha baik swasta atau pemerintah. Konsultan perencana konstruksi memiliki jenis-jenis tertentu antara lain : konsultan arsitektur, konsultan struktur, konsultan mekanikal elektrikal dan plumbing (MEP), dan konsultan estimasi biaya/estimator.
f.2. Konsultan arsitektural
Merupakan konsultan yang bertugas dalam mendesain bangunan konstruksi yang berkaitan dengan design arsitektur. Dalam bidang kosntruksi biasanya konsultan arsitektur menjadi kordinator atau acuan awal oleh konsultan-konsultan lainnya.
f.3. Konsultan struktur
Konsultan struktur bertanggung jawab membuat serta merencanakan konstruksi struktur bangunan sesuai dengan design konsultan arsitek, biasanya mereka akan memperhitungkan kekuatan struktur dan memperhatikan material apa yang cocok digunakan dengan design konsultan arsitek.
f.4. Konsultan mekanikal elektrikal dan plumbing (MEP)
Konsultan MEP bertugas membuat rencana yang berhubungan dengan mekanikal (permesinan), elektrikal (atau listrik), dan plumbing (sanitasi perairan dan pengairan kosntruksi).
f.5. Konsultan estimasi/estimator
Konsultan estimasi biasanya membuat dan merencanakan Bill Of Quantity menghitung serta menganalisa berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk mendirikan suatu bangunan konstruksi sesuai dengan desing arsitek, struktur, mekanikal elektrikal plumbing.
f.5.1. Wewenang dan tanggung jawab konsultan :
Setelah semua rencana konsultan arsitektur, konsultan struktur, konsultan MEP, dan konsultan estimasi telah disepakati oleh pihak owner maka selanjutnya hasil perncanaan tersebut disatukan dan diserahkan dalam hal ini maka tugas konsultan perencana selesai. Maka selanjutnya owner mencari penyedia jasa yang mampu melaksanakan permbangunan atau kontraktor pelaksana.
Tapi pada saat pelaksanaan berlangsung konsultan perencana memiliki wewenang kepada para pelaksana konsturksi antara lain :
1. Konsultan perencana berhak mempertahankan desain awal saat pelaksanaan berlangsung yang dikerjakan oleh kontraktor, maka saat kontraktor menginginkan adanya perubahan terlebih dahulu harus meminta persetujuan dari pihak konsultan perncana.
2. Konsultan perencana juga berhak mempertahankan warna, material dan jenis-jenis merk yang telah tercantum dalam rencana kerja dan syrarat-syarat teknis yang telah dibuat oleh konsultan perencana.
3. Mengatur time scedule kepada pelaksana konstruksi agar tidak melampaui batas waktu yang telah ditentukan atau jika ada keterlambatan waktu tidak terlalu berlarut-larut lama, sehingga tujuan pelaksanaan konstruksi tidak mencapai target yang telah ditentukan.
Maka kordinasi antara konsultan perncana sangatlah penting dalam merencanakan suatu bangunan kosntruksi, ke empat elemen konsultasi tersebut tidak bisa dipisah-pisankan bahkan biasanya konsultan tersebut membentuk perusahaan yang bergerak dalam jasa konsultasi perncanaan.
f.6. Konsultan Pengawas Konstruksi
Konsultan pengawas merupakan orang atau perseorangan yang diberikan tugas untuk mengawasi secara penuh atau terbatas, seluruh tahap konstruksi sesuai dengan bastek. Saat pelaksanaan pekerjaan dan syarat-syarat teknis yang ada.
Fungsi konsultan pengawas kosntruksi yaitu untuk melaksanakan pengawasan pada tahap konstruksi. Konsultan pengawas konstruksi mulai bekerja setelah ditetapkannya surat pertintah kerja (SPK) pengawasan sampai dengan tahap serah terimah oleh pelaksana dan pemilik bangunan. Biasanya konsultan pengawas konstruksi dalam melaksanakan tanggung jawabnya itu secara kontraktual kepada pemimpin proyek konstruksi.
f.6.1. Hak kewajiban seorang konsultan pengawas sbb :
1. Menyelesaikan pelaksanaan dalam time scedule yang telah ditetapkan.
2. Membimbing dan mengadakan pengawasan secara tahap demi tahap pada saat pelaksanaan pekerjaan.
3. Melakukan perhitungan prestasi pekerjaan
4. Mengkordinasi dan mengendalikan kegiatan konstruksi serta menerima informasi masukan dari berbagai bidang agar pekerjaan berjalan dengan lancar.
5. Mengindari kesalahan yang mungkin terjadi sedini mungkin agar tidak terjadi pembengkakan biaya konstruksi.
6. Mengatasi dan memecahkan persoalan yang timbul di lapangan pada saat pelaksanaan agar tercapainya hasil akhir yang sesuai dengan yang diharapkan sesuai dengan kualitas, kauntitas, serta waktu yang telah ditetapkan.
7. Menerima atau menolak material/alat yang didatangkan kontraktor.
8. Menghentikan untuk sementara waktu pekerjaan apabila terjadi ketidak sesuaian dan penyimpangan dari ketentuan yang berlaku.
9. Menyusun laporan kemajuan pekerjaan, laporan harian, laporan mingguan, dan laporan bulanan.
10. Menyiapkan dan menghitung adanya tambah kurang pekerjaan atau CCO.
f.6.2. Kegiatan konsultan pengawas konstruksi antara lain :
1. Memeriksa dan mempelajari dokumen untuk pelaksanaan konstruksi yang akan dijadikan dasar dalam pengawasan pekerjaan di lapangan.
2. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi dari segi kualitas, kuantitas dan laju pencapaian volume/realisasi bangunan fisik.
3. Mengawasi pemakaian bahan, peralatan dan metode pelaksanaan, mengawasi ketetapan waktu dan biaya pekerjaan konstruksi.
4. Mengumpulkan data dan informasi di lapangan untuk memecahkan persoalan yang terjadi selama pekerjaan konstruksi.
5. Mengadakan rapat lapangan secara bertahap, membuat laporan, dan mencatat semua masukan hasil rapat lapangan, laporan harian, laporan mingguan, laporan bulanan pekerjaan konstruksi yang dibuat oleh pihak pelaksana konstruksi.
6. Mengecek shopdrawings (Gambar kerja pelaksanaan) yang diajukan oleh pelaksana konstruksi.
7. Meneliti gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan yang dibuat oleh kontraktor (As Build Drawing) sebelum dilakukannya serah terima.
8. Menyusun daftar cacat atau kerusakan sebelum serah terima dilakukan, mengawasi perbaikannya pada masa pemeliharaan, dan menyusun laporan akhir pekerjaan pengawasan.
9. Menyusun berita acara kemajuan atau progress pekerjaan, berita acara pemeliharaan pekerjaan, dan ikut serta dalam serah terima tahap pertama dan tahap ke dua.
10. Melakukan kordinasi dengan konsultan perencana untuk menyusun petunjuk dan penggunaan bangunan gedung yang nantinya akan dibuat sebagai surat kelayakan fungsi bangunan pada dinas terkait.
11. Membantu pengelolaan kegiatan dalam menyusun Dokumentasi Pendaftaran.
12. Membantu pengelolaan kegiatan dalam penyiapan kelengkapan Sertifikat Laik Fungsi (SLF) dari Pemerintah Provinsi, Kab/Kota Setempat.
f.6.3. Tanggung jawab dan tugas konsultan pengawas :
1. Berhak menolak atau menyetujui hasil estetis hasil pekerjaan pelaksanaan.
2. Mengembalikan seluruh tugas yang telah diberikan sebab perimbangan dalam dirinya akibat yang muncul diluar kekuasaan kedua belah pihak (antara konsultan pengawas dan kontraktor) dan juga dari pemberi tugas (owner).
3. Menerima honor atau gaji sesuai dengan jasa pengawasannya dengan kontrak perjanjian awal apabila tidak sesuai konsultan pengawas bisa mengajukan teguran atau pembatalan kontrak.
Itulah penjelasan tentang konsultan konstruksi, baik konsultan perencana maupun konsultan pengawas memiliki tugas dan tanggung jawabnya masing-masing dalam menentukan keberhasilan pembangunan suatu pekerjaan konstruksi agar sesuai dengan design perencanaan, material, kualitas, kuantitas, dan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
0 Response to "SUKA DUKA JURU GAMBAR DAN PEKERJA KONSTRUKSI"
Post a Comment