Berkasih Sayang Pada Kedua Orang Tua!

Ilustrasi by  NeONBRAND 



Assallamuallaikum wr.wb

Sahabat yang budiman (berbudi dan beriman) dimanapun Anda berada semoga selalu dalam lindungan serta kasih sayang Allah, puji dan rasa syukur selalu terus mengalir selama udara masih bisa kita hirup, mengawali kesempatan ini saya ingin memberikan sedikit tulisan yang semoga bermanfaat baik bagi diri sendiri, maupun bagi pembaca sekalian, akan tetapi nasihat serta amanat yang terkandung dalam sebuah ide yang tertuang pada artikel ini semata-mata bukan untuk menggurui hanya sekedar saling nasihat-menasihati dan semua itu tidak luput juga untuk diri saya pribadi.

Sahabat kita hidup di muka bumi ini disadari atau tidak ternyata kita semua dibesarkan dengan rasa cinta dan kasih sayang orang-orang yang sangat berharga dalam hidup kita terutama kedua orang tua lebih-lebih Ibu kita yang telah bersusah payah menggandung diri kita selama dalam alam rahim, hingga terlahir di alam dunia yang MasyaAllah indah tiada taranya, jika dunia kita saja indah bagaimana kelak jika Allah telah memperlihatkan Surga-Nya kepada kita tentu menjadi suatu kenikmatan yang abadi.

Meskipun demikian terkadang kita sendiri sering lupa bahkan tidak menyadari akan besarnya kasih sayang orang tua kepada diri kita sendiri, mungkin hal itu disebabkan karena suatu aktifitas yang menyibukan sehingga kita menjadi lupa bahwa kasih sayang orang tua itu lebih besar dari kasih sayang orang lain, terutama kasih sayang seorang Ibu itu jauh lebih besar dibandingkan kasih sayang seorang ayah, namun seorang Ibu tanpa semangat dan dukungan yang kuat dari seorang ayah akan merasa terbebani, maka dari itu kedua-duanya merupakan pahlawan yang menyelamatkan hidupmu di dunia ini, malaikat penolong yang Tuhan utus kepada dirimu berupa Ibu dan Ayahmu untuk memberikan cinta dan kasih sayang kepadamu.

Coba Anda pikirkan sahabat, seandainya kedua orang tua kita tidak memberikan kasih sayangnya kepada diri kita sebagai anaknya tentulah mereka tidak akan merawatmu sampai sebesar saat ini bahkan sebenarnya bisa saja jika mereka tidak memberikan cinta dan kasih sayangnya kepadamu sejak masih dalam kandungan bisa saja mereka tidak memberikanmu kesempatan untuk melihat indahnya dunia ini, tapi lihatlah saat ini kita masih bisa menikmati indahnya pemandangan dunia, masih bisa merasakan kelezatan makanan yang halal yang Tuhan anugrahkan sebagai nikmat bagi kita semua.

Lantas balasan apa yang akan kita berikan untuk membalas cinta dan kasih sayang kedua orang tua kita sahabat?

Kita tahu meskipun memberikan dunia dan seisinya kepada mereka Ibu dan Ayah kita pastilah tidak akan pernah cukup, sebab melalui perantaraan tangan mereka berdua Tuhan memberikan kehidupan kepada diri kita, kendatipun kita tidak pernah bisa membalas jasa Ibu dan Ayah kita setidaknya jangan pernah menghianati mereka, jangan pernah berlaku durhaka kepada mereka berdua dengan banyak menjadikan mereka sasaran atas tindakan dan kebodohan kita sendiri. Jangan pernah berkata kepada mereka bedua, "Ah, Orang tua apa" dengan nada merendahkan mereka bahkan menjadikan mereka merasa terbebani atas ulah kebodohan dan keegoisan kita sendiri.

Justru seharusnya kita sebagai seorang anak dari kedua orang tua kita harus mengormatinya dengan penuh penghormatan melebihi penghormatan kepada sorang Raja di dunia, dan kita juga harus menyenangkan hati mereka sebagaimana engkau menyenangkan hati seorang Raja. Coba Anda bayangkan jika ada orang terhormat seperti Raja atau kepala negara datang mengunjungi daerahmu, sikap dan rasa hormat yang seperti apa yang kebanyakan orang berikan, tentulah kebanyakan orang akan menyambut seorang kepala negara atau Raja itu dengan penuh sorak-soray penuh hormat, terkadang juga memberikan mereka buah tangan yang dapat menyenangkan hati mereka, akan tetapi pernahkah kita sendiri memperlakukan kedua orang tua kita layaknya seorang Raja atau kepala negara di dunia ini, sahabat?

Atau justru kita malah sering membuat kedua orang tua kita merasa terbebani karena kita, merasa terganggu sebab ulah kebodohan yang kita kerjakan. Mari kita sejenak bersama-sama merenungkan akan hal ini sahabat, sudahkah kita memberikan cinta dan kasih sayang atau penghormatan kepada kedua orang tua sebagaimana kedua orang tua kita memberikan cinta dan kasih sayangnya diwaktu kita kecil.

Dan harus kita semua ketahui sahabat, bahwa cinta dan kasih sayang kedua orang tua kepada anak-anaknya tidak akan pernah terputus meskipun hingga kita sudah dewasa, sudah berkeluarga punya anak, punya suami atau istri cinta dan kasih sayang kedua orang tua kita tidak akan pernah putus. Namun terkadang kita sering abai atau terlalu bodoh dengan tidak menyadari besarnya cinta kasih mereka berdua kepada diri kita selaku anaknya, sebab tidak akan pernah ada istilah mantan anak atau mantan orang tua.

Maka sudah sepatutnya kita sebagai seorang anak, harus mampu memposisikan diri jangan sampai melampaui batas, berikanlah penghormatan yang penuh sebagaimana kita menghormati seorang Raja di dunia ini bahkan jauh lebih dari seorang Raja, jangan sekali-kali membuat mereka menangis karena mu, jangan sekali kita gores hati mereka, sebab ridho Tuhnanmu tergantung pada keridhoan kedua orang tua, dan murka Tuhanmu itu bisa berasal dari murka kedua orang tuamu. Untuk itu berhati-hatilah sahabat dalam perkara ini, sebab perkara ini merupakan perkara yang tidak bisa dianggap sepeleh, apalagi dianggap tidak penting dalam hidupmu, untuk itu mulai saat ini sahabat mulai perbaikilah hubngan kita dengan kedua orang tua kita berikan cinta dan kasih sayang kepada kedua orang tua.

Sekian semoga bermanfaat, apabila ada kesalahan kata perkata dalam tulisan ini maka saya memohon maaf yang sebesar-besarnya sebab aku terlahir ke dunia hanya sebatas manusia yang tidak luput dari segala salah dan dosa. See You Next Time..


(B_yk)


c.24.02.2021.rb



Related Posts:

Peduli tidak harus On Time!

Assallamuallaikum.wr.wb

Sahabatku yang beudiman (berbudi dan beriman) yang semoga kebahagiaan selalu menyertai kalian semua dimanapun Anda berada. Alhamdulillah, pada kesempatan waktu kali ini Saya ingin meluangkan sedikit waktu ini untuk menuliskan satu Artikel yang berhubungan dengan kepedulian terhadap seseorang.

Persamaan kata dari 'Peduli' yaitu 'Perhatian' maka bisa disimpulkan bahwa kepedulian merupakan suatu rasa simpati seseorang kepada orang lain, atau dengan kata lain orang yang peduli merupakan seseorang yang menaruh perhatian, meminati, menyimak, dan menyukai sesuatu yang dimiliki dari objek seseorang yang menjadi kepeduliaanya.

Menurut KBBI (Kamus besar bahasa Indonesia) kata 'Peduli' memiliki arti mengindahkan, memperhatikan dan menghiraukan. Contoh kalimat : 'Para penambang itu tidak memperdulikan keselamatan nyawanya sendiri, demi mendapatkan hasil tambang untuk memenuhi kebutuhan dapur keluarga.'

Lalu, apakah kepedulian mesti harus On Time?

Kepedulian kepada seseorang sebenarnya tidak mesti harus 'On Time' atau 'tepat waktu' jika kepedulian terhadap seseorang itu harus tepat waktu berarti kepedulian itu menuntut orang lain agar berlaku peduli berdasarkan waktu, sedangkan kepedulian pada orang lain itu tidak meski harus diukur dengan waktu. Alasannya mengapa kepedulian pada seseorang itu tidak mesti berdasarkan waktu, alasan karena kepedulian kepada orang lain itu bisa dilakukan kapanpun dan dimanapun, misalnya seseorang yang bersimpati ingin membantu orang lain yang sedang dalam kesusahan maka pada saat itu jugalah orang yang hendak membantu tersebut telah memiliki kepedulian. 

Jadi barometer dari sebuah kepedulian tidak bisa diukur berdasarkan waktu, waktu hanya mampu dipakai sebagai penentu lamanya perputaran antara pergantian matahari dan bulan yang sering Kita sebut sebagai hari. Sedangkan kepedulian bisa dilakukan kapanpun dan dimanapun tidak terbatas oleh waktu.

(B_yk)

C.14.02.2021.Rb

Images by Unsplash

Related Posts:

Mengapa harus percaya Tuhan!




Sampai jumpa kembali sahabat yang budiman (berbudi dan beriman), rasa syukur selalu mengalir beserta hembusan nafas dan denyutan nadi pada tubuh kita semua, mungkin Anda sudah mengetahui manusia dilengkapi dengan beberapa anggota tubuh seperti tangan, kaki, mata, mulut, hidung dan sebagainya termasuk otak yang kita gunakan untuk berpikir serta hati yang digunakan untuk menerima sesuatu perasaan.

Jika ditanya tentang dari mana anggota tubuh kita berasal, tentunya Anda akan mengatakan pemberian Tuhan. Yupss, Correct... Anda benar. Lalu saat sebagian manusia di dunia ini ditanya tentang pecaya atau tidak dengan Tuhan?

Mungkin ada beberapa manusia yang akan memberikan jawaban 'Bahwa mereka tidak percaya Tuhan' hal tersebut bukan sesuatu yang aneh sebab pengetahuan manusia tentang Tuhan sebenarnya sangatlah terbatas, sebab pengetahuan manusia tidak akan pernah mampu mengungkap pengetahuan Tuhan yang Maha Tahu.

Lalu, bagaimana pendapat Anda sendiri. Percaya atau tidak pada Tuhan?

Jujur saja saya merupakan orang yang sangat percaya bahwa Tuhan itu benar-benar ada, mengapa saya sangat percaya bahwa Tuhan benar-benar ada, jawabanya sangat sederhana cobalah Anda untuk memperhatikan semua yang ada di sekitar Anda seperti pohon, hewan, langit, bumi, air, dan lain sebagainya termasuk diri Anda sendiri. Coba tanyakan pada diri Anda siapakah yang membuat semua itu? Apakah mungkin Anda mampu membuat semua itu sekalipun Anda merupakan orang yang sangat genius bahkan manusia yang super genius. Mampukan membuat satu saja makhluk hidup yang mampu bergerak tanpa mesin, dan bukan Robot. 

Jika mampu silahkan buktikan kegeniusan Anda, dan sekarang boleh Anda mengatakan dengan sesuka hati Anda sendiri bahwa Anda tidak percaya pada Tuhan. Namun, semua itu harus memiliki landasan dasar yang kuat mengapa Anda tidak percaya pada Tuhan, dan berikanlah alasan Anda pada saya bahwa Tuhan di dunia ini benar-bernar tidak ada jika memang Anda merupakan orang yang benar. Seperti halnya saya mempercayai bahwa Tuhan itu ada dan saya memiliki landasan yang kuat akan hal tersebut.

Maka dari itu jika tidak memiliki landasan dasar yang kuat bahwa Tuhan itu tidak ada, sederhana saja silahkan berikan alasan yang kuat Anda pada semua orang bahwa pendapat Anda itu benar, jika Anda tidak memiliki alasan yang kuat tentang hal itu, itulah sebenarnya alasan mengapa Anda mulai sekarang harus percaya Tuhan. 😇

Sekian...

Related Posts:

Hakikat Tujuan Hidup Manusia

Ilustrasi


 Bismillahirahmanirahim...

Assallamua'alaikum.wr.wb

Sahabat yang Budiman (Berbudi dan Beriman) semoga dimanapun kalian berada selalu dalam lindungan Allah Tuhan Yang Maha Kuasa, Dalam lindungan serta pertolongan-Nya.

Pada kesempatan waktu kali ini, Alhamdulillah. Masih bisa menyapa kalian meski dengan sedikit tulisan yang semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat serta tersampaikan maksud dan tujuan saya menyapa kalian dengan tulisan, tulisan yang bersumber dari diri saya memang jauh dari kesempurnaan, akan tetapi kesempurnaan hanyalah milik Allah Tuhan Yang Maha Kuasa.

Judul dalam tulisan ini memang pembahasannya cukup berat, akan tetapi saya merendahkan diri dihadapan Allah Ta'ala, dan semoga Allah memberikan keringanan dan kemudahan kepada saya untuk mencoba menuliskannya. Kita di dunia telah terlahir sebagai makhluk yang memiliki kelebihan tersendiri dibandingkan makhluk-makhluk Allah yang lain, akan tetapi bukan berarti merendahkan mahkluk lain. Semua makhluk sejatinya memilki keistimewaannya sendiri-sendiri, seperti halnya kita melihat seekor semut, mungkin jika kita menilai hanya dengan penglihatan mata semut itu seekor binatang yang kecil bahkan jika ada seekor semut yang berada di ranting pohon kemudia semut itu tertiup hembusan angin semut itu akan terbang terbawa angin, namun pernahkah kita perhatikan dengan seksama bahwa seekor semut merupakan makhluk kuat yang mampu mengangkat sesuatu yang lebih besar dua kali dari bentuk tubuhnya.

Maka sebagai manusia yang diberikan akal pikiran dan qolbu, serta panca indra seharusnya kita tidak berlaku jumawah, sebagaimana kutipan dalam Qur'an Surat Al-Isra Ayat 37 : "Dan janganlah engkau berjalan di bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya engkau tidak akan menembus bumi dan tidak akan mampu menjulang setinggi gunung" maka sehebat apapun manusia dengan peradabannya jangan sampai merasa berbangga diri, dan selalu ingat bahwa semua itu hanya semata-mata karena ada campur tangan Tuhan di dalamnya, maka rendahkanlah diri sebagai manusia dihadapan pemilik serta penguasa langit dan bumi. Jangan pernah merasa lebih hebat terhadap makhluk lain ataupun terhadap manusia lain, Allah telah menegur umat manusia dengan firmannya : "Dan janganlah kamu memalingkan wajah dari manusia (lantaran sombong), dan janganlah berjalan di bumi dengan angkuh. Sungguh Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri" (Q.S Surat Luqman Ayat 18)

Sahabat yang budiman, sejenak saya ingin bertanya kepada sahabat pembaca tulisan ini. Pernahkah kita merenungkan sebentar saja, bahwa untuk apa kita hidup di muka bumi ini? Apa tujuan Allah menghidupkan kita semua di muka bumi? Apakah kita hidup hanya sebatas hidup lahir, tumbuh, berkembang biak dan mati. Apakah hanya sebagatas itu sajakah tujuan hidup kita manusia di muka bumi ini?

Lalu jika hanya demikian itu tujuan hidup manusia yang sekedar lahir, makan, minum, berkembang biak, lalu mati. Lantas untuk apa akal kita, untuk apa panca indar yang kita manusia miliki, lalu jika begitu berarti semua manusia hanya sekedar memahami tujuan hanya sebatas lahir, tumbuh, makan, minum berkembang biak lalu meninggalkan dunia yang fana ini. Apakah hanya sebatas itu hakikat kita sebagai manusia?

 

Tentu tidak bukan, lalu sebenarnya apa hakikat tujuan hidup manusia?


Tuhan tentu memiliki maksud mengapa kita diberikan kesempatan hidup di dunia ini, untuk itu saya akan mengajak sahabat sekalian mencarikan jawabanya. Sejak pertama kali Tuhan hendak menciptakan manusia sebenarnya Tuhan sudah memiliki rencana, yakni dijadikannya manusia sebagai pemelihara dan penjaga bumi dari kerusakan, atau dalam redaksi sesuai dengan Firman Allah sebagai Khalifah (Pemimpin/Pemelihara). Sebagaimana yang diterangkan Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 30 "Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, "Aku hendak menjadikan khalifah di muka bumi." Mereka (Malaikat) berkata, "Apakah Engkau hendak menciptakan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?" Dan Dia (Allah) berfirman, "Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.''

Kita semua sudah mengetahui bahwa manusia pertama yang Tuhan ciptakan adalah Nabi Adam dan orang kedua yang Allah ciptakan adalah Siti Hawa sekaligus sebagai istri Nabi Adam. Karena sebab Allah telah menciptakan manusia itu dilengkapi dengan akal pikiran, panca indra dan qolbu, maka Allah juga mengajarkan kepada manusia tentang nama-nama benda yang ada, sebagaimana Allah berfirman, "Dan Dia (Allah) ajarkan kepada Adam nama-nama (benda) semuanya, kemudia Dia (Allah) perlihatkan (Semua benda) kepada para malaikat seraya berfirman, "Sebutkan kepada-Ku nama semua (benda) ini, jika kamu yang benar!" (Qs. Al-Baqarah : 31)

Tuhan memperlihatkan semua benda-benda itu kepada para malaikat akan tetapi para malaikat tidak mengetahui nama-nama benda tersebut, sebagaimana Allah berfirman : " Mereka (Para Malaikat) menjawab, "Maha suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Mengetahui, Maha Bijaksana" (Qs. Baqarah : 32)

Maka Allah menyuruh untuk menyampaikan nama-nama itu dihadapan para malaikat dan juga Iblis, Allah berfirman : "Wahai Adam! beritahukanlah kepada mereka nama-nama itu!" Setelah dia (Adam) menyebutkan nama-namanya, Dia (Allah) berfirman, "Bukankah Aku telah katakan kepadamu bahwa Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan Aku mengetahui apa yang kamu nyatakan dan apa yang kamu sembunyikan?"

Kemudian Allah memerintahkan kepada para malaikat dan iblis itu untuk bersujud kepada Adam, tapi yang bersujud hanyalah para malaikat dan Iblis enggan untuk bersujud. Padahal Allah hendak menguji kesetiaan para malaikat dan iblis dengan memerintahkan mereka untuk bersujud bukan berarti bersujud untuk menyembah akan tetapi bersujud sebagai penghormatan dan permohonan maaf atas sesuatu yang membuat mereka waswas ketika Allah hendak menciptakan manusia. Hal ini diungkapkan dalam Al-Quran Surat Al-Baqarah ayat 34 : "Dan (ingatlah) ketika kami berfirman kepada para malaikat, "Sujudlah kamu kepada Adam!" Maka merekapun sujud kecuali Iblis. Ia menolak dan menyombongkan diri dan ia termasuk golongan yang kafir."

Selanjutnya Allah memerintahkan manusia permulaan yakni Nabi Adam dan Siti Hawa untuk tinggal di dalam surga, dan Allah memerintahkan kepada keduanya untuk tidak mendekati pohon buah khuldi, lalu syaiton memperdaya keduanya untuk mendekati pohon buah khuldi dan keduanya memakan buah yang ada pada pohon tersebut, sehingga Allah menurnkan keduanya Nabi Adam dan Siti Hawa ke Bumi, maka Nabi Adam menyesali perbuatanya selama di bumi dan menerima beberapa kalimat petunjuk dari Tuhannya sehingga ia diterima tobatnya. Dalam Al-Quran Surat Al-Baqarah ayat 35-37 : 

"Dan kami berfirman, "Wahai Adam! Tinggalah engkau dan istrimu di dalam surga dan makanlah dengan nikmat (berbagai makanan) yang ada di sana sesukamu. (Tetapi) janganlah kamu dekati pohon ini, nanti kamu termasuk orang-orang yang zalim!" 

"Lalu, setan memperdaya keduanya dari surga sehingga keduannya dikeluarkan dari surga (segala kenikmatan) ketika keduannya di sana (surga). dan Kami (Allah) berfirman, "Turunlah kamu! Sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain. Dan bagi kamu ada tempat tinggal dan kesenangan di bumi sampai waktu yang ditentukan."

"Kemudian Adam menerima beberapa kelimat dari Tuhannya, lalu Dia (Allah) pun menerima tobatnya. Sungguh, Allah Maha Penerima Tobat, Maha Penyayang." (Qs. 2 : 35-37)

Dari pelajaran kisah penciptaan manusia pertama yakni Nabi Adam dan istrinya Hawa, maka kita dapat mengambil beberapa hikmah pelajaran yang bisa dipetik terkait apa hakikat kita sebagai manusia di muka bumi ini. Pada dasarnya makhluk-makhluk Allah yang ada di langit dan di bumi semuanya disuruh tunduk dan patuh terhadap perintah-perintah Allah, sehingga barangsiapa makhluk Allah yang tidak tunduk dan patuh terhadap perintah Allah maka termasuk kedalam golongan yang kafir.

Sudah jelas pulalah tujuan manusia di muka bumi ini sebagai Khalifah (Pemelihara) bumi dari kerusakan dan kebinasaan, sehingga barangsiapa yang membuat kerusakan di atas muka bumi termasuk kedalam orang-orang yang zalim.

Allah menegaskan untuk apa manusia diciptakan yaitu semata-mata hanya untuk patuh dan tunduk kepada apa yang diperintahkan Allah dan menjauhi segala apa yang dilarang Allah, lebis jelasnya baik manusia maupun jin diciptakan hanyalah untuk beribadah kepada Allah semata. Allah berfiman : "Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada Ku" (Qs. Az-Zariyat ayat 56)

Maka sudah terang benderanglah apa hakikat tujuan hidup manusia di muka bumi ini, yakni hanya semata-mata untuk patuh terhadap segala perintah Allah dan menjauhi segala larangan-larangan Allah, itulah makna dari ketaqwaan dalam beribadah kepada Allah. 

"Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benarnya Takwa kepada-Nya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan berserah diri." (Qs. Al-Imran :102)

Mungkin itu saja apa yang bisa saya tuliskan dalam kesempatan ini, kurang lebihnya mohon maaf, dan apabila ada kesalahan itu murni dari saya sendiri dan kebenaran hanyalah milik Allah semata. 

Walahuálam bisawab...

Related Posts: