Gambar Pancasila |
Sejarah panjang perumusan ideologi bangsa Indonesia telah menjadi catatan manuskrip perjalanan bangsa Indonesia dari sebelum masuknya penjajahan di Nusantara hingga berakhinya perang dunia ke dua yang ditandai dengan menyerahnya pemerintahan kolonial Jepang terhadap sekutu pada tanggal 14 Agustus 1945, memberikan harapan lebar pada bangsa Indonesia untuk merumuskan rencana kemerdekaannya, sehingga terlaksanalah pembacaan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.
Perumusan rencana kemerdekaan yang merupakan cita-cita bangsa Indonesia sebenarnya sudah dirumuskan sejak jauh-jauh hari, puncaknya berada disekitar tahun 1945 yang mana bangsa Indonesia membuat beberapa rumusan kongres bahkan sidang pembentukan panitia kemerdekaan, dimulai dengan BPUPKI hingga PPKI.
Hingga munculah rumusan Ideologi bangsa Indonesia yang sekarang kita sebut sebagai Pancasila, yang mana bentang tubuh Pancasila itu sendiri awalnya berupa Jakarta Charter (Piagam Jakarta), akan tetapi untuk menyatukan serta menumbuhkan jiwa persatuan dan persaudaraan itu dibentuklah Pancasila berdasarkan 5 nilai inti, lima nilai inti itulah yang merupakan cita-cita sekaligus sebagai karakter yang menjiwai setiap insan atau yang kita akrab sebut dengan sebutan bangsa (Nation).
Hari ini tanggal 1 Oktober yang kita peringati sebagai hari kesaktian Pancasila sejatinya memberikan gambaran atau nilai-nilai (value), sebagai poin of power to nationalism and patriotism in Indonesia. Bahwa bangsa Indonesia memiliki kepribadian dan kepercayaan (belive) yang menjiwai kepribadian serta karakter suatu bangsa, bukankah bangsa yang bersar adalah bangsa yang memiliki nilai-nilai kepribadian yang luhur sebagai suatu perkembangan peradaban manusia di muka bumi.
Di hari peringatan kesaktian Pancasila ini sejatinya kita bukan hanya sekedar memperingati akan tetapi perlu merenungi sudahkah kita sebagai bangsa telah melaksanakan kelima nilai inti yang terkandung dalam pancasila itu sendiri, sudahkah kita mengamalkan dengan bersungguh-sungguh bahwa Pancasila itu merupakan suatu kepribadian yang menggambarkan karakter bangsa Indonesia.
Atau justru sebaliknya, kita malah terkesan abai terhadap nilai-nilai luhur tersebut. Sudahkah, mengamalkan nilai sila yang pertama ketuhanan yang maha esa, sebagai bangsa Indonesia tentunya berhak memilih kepercayaan masing-masing menurut kepercayaannya itu. Meskipun Pancasila bukan sebagai suatu agama, tapi Pancasila merupakan wadah persatuan yang mengakui bahwa dalam kehidupan berbangsa dan bernegara perlu sekiranya percaya terhadap Sang Maha Pencipta, yaitu Tuhan YME.
Sila kedua tentang kemanusiaan yang adil dan beradab. Sila ketiga tentang persatuan Indonesia. Sila keempat tentang kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusayawaratan perwakilan, dan nilai terakhir mungkin yang merupakan suatu cita-cita yang hendak dicapai yakni menciptakan suasana keadilan bagi seluruh Rakyat Indonesia.
Seluruh rakyat Indonesia dari sabang sampai merauke tentunya memiliki hak keadilan dan kesempatan yang sama, tidak memandang suku, ras, agama, warna kulit dan dari latar belakang mana ia berasal, jika sebagai bangsa Indonesia tetap memiliki hak keadilan yang sama, baik dimata hukum maupun dimata sesama bangsa bahkan dimata semua bangsa-bangsa di dunia.
Peringatan hari kesaktian Pancasila, sebenarnya bukan hanya sebuah seremonial yang diperingati setiap tanggal 1 Oktober belaka, tapi yang dinamakan kesaktian itu berfungsi sebagai suatu alat atau pedoman hidup dalam setiap perilaku dan tindakan. Ilustrasinya begini, jika seseorang dikatakan sakti mandraguna kala mana seseorang itu telah menujukan kemampuannya untuk dirinya sendiri atau orang lain, maka dari itu belum dikatan sakti seadnainya hari kesaktian Pancasila hanya sebagai seremoni tanpa adanya pengaplikasian sebagai suatu bangsa Indonesia, Bhineka Tunggal Ika hanya sekedar nama apabila yang dilakukan hanyalah sebatas seremoni, seremoni itu tampak meriah ketika ada sesuatu perhelatan nyata, tidak mungkin suatu perhelatan akbar hanya sebatas seremoni tanpa adanya pertunjukan atau tindakan, karena tanpa tindakan nyata bagaimana kita bisa menentukan mana juara terbaik dari perhelatan tersebut untuk itu peringatan hari kesaktian Pancasila bukan hanya sekedar rumus kode butut yang hanya berisikan hayalan dan harapan.
Sekian Terimakasih, Selamat Hari Kesaktian Pancasila, Kedepankan nilai-nilai inti dalam rangka memupuk Khebinekaan.
(B_yk)
D.01.09.2021.Jb
0 Response to "Hari Kesaktian Pancasila Bukan Sekedar Seremonian 1 Oktober"
Post a Comment