Hubungan antara otak dengan kebosanan secara ilmiah

Bameswarablog – Aktivitas sehari-hari yang selalu menyibukan keseharian kita, tentunya akan selalu ada waktu dimana diri merasa bosan, hal tersebut dibilang wajar apabila seseorang terlalu serius dengan rutinitas yang begitu-begitu saja, rutinitas yang monoton terkadang dapat memicu seseorang mengalami rasa dimana semangat itu menurun dan bawaannya bosan dengan aktivitas sama yang berulang-ulang, system kerja motoric manusia berbeda dengan system kerja robot atau mesin, itu sebabnya manusia memiliki rasa bosan terhadap sesuatu, berbeda dengan mesin yang selalu bekerja dengan system gerak motoric yang sama.

Ilustrasi dari Pixabay

System motoric yang dimiliki manusia berupa otak yang super canggih,  tidak akan merasa puas jika hanya dipaksa untuk melakukan sesuatu yang sama seperti halnya mesin, otak manusia ketika menerima masukan maka akan memberikan output sebagai respon dari system kerja otak, output tersebut bisa berupa tindakan atau pertanyaan-pertanyaan yang keluar dari padanya untuk mengetahui sesuatu dengan lebih jauh. Hal itulah yang bisa menjadi pemicu seseorang mengalami rasa bosan apabila dipaksa untuk melakukan sesuatu yang sama secara terus-menerus.

Setiap orang bahkan bisa dipastikan merasa bosan terhadap sesuatu yang dilakukannya secara berulang-ulang apalagi hal itu bukan termasuk habit yang disukai otak, berbeda dengan habit atau kebiasaan yang sudah tersistem dan diterima oleh otak manusia, meskipun demikian tetap saja rasa bosan itu terkadang muncul walau pada habit/kebiasaan yang sudah lama sekalipun itu paling disukai otak, karena otak pasti menginginkan input sesuatu yang baru yang belum pernah diterima sebelumnya.

Ilustrasi otak manusia dari pixabay

Lebih jauh untuk membahas otak manusia mari kita telebih dahulu untuk mempelajari anatomi otak manusia, dalam otak manusia memiliki beberapa susunan rangkaian otak yang terdiri dari otak bagian depan, Otak besar, Otak Tengah, Otak bagian belakang dan Otak kecil. Otak depan (forebrain) bagian teratas otak, pada tahap perkembangan system saraf pusat, otak depan berkembang dan memisahkan diri menjadi otak besar dan diensefalon, apabila pada masa embrio otak depan mengalami suatu hambatan untuk berkembang menjadi kedua lobus ini, maka akan terjadi suatu kondisi yang disebut Holoprosenfali. Holoprosenfali non sindrom (Holoprosencephaly nonsydromic) merupakan kelainan perkembangan otak yang dapat mempengaruhi kepala dan wajah, biasanya penderita Holoprosenfali non sindrom sudah menunjukan pada kelainan pertumbuhan otak yang mana otak membelah menjadi dua bagian selama masa embrio atau perkembangan awal, gangguan ini merupakan kegagalan otak membelah dengan benar menjadi bagian otak kanan dan kiri.

Otak besar (telencephalon, cerebrum) merupakan bagian besar yang paling menonjol dari otak depan, otak besar terdiri dari dua belahan kiri dan kanan. Setiap mengatur dan melayani tubuh yang belawanan, belahan kiri mengatur  tubuh bagian kanan dan bagian otak kanan mengatur tubuh bagian kiri. Apabila otak bagian kiri mengalami gangguan maka otak bagian kanan juga akan merasakan gangguan yang sama. Bahkan dapat mengalami kelumpuhan pada system syaraf bagian kanan. Tiap bagian otak depan terbagi menjadi empat lobus yakni frontal, pariental, okspital, dan temporal. Antara lobus frontal dan lobus pariental dipisahkan oleh sulkus sentralis atau celah Rolando.


    Ilustrasi Celebrum

Istilah telencephalon berkaitan erat dengan unsur embrio yang kemudian berkembang menjadi cerebrum : Dorsal telencephalon atau pallium berkembang menjadi celebral cortex. Ventral telencephalon atau sub-pallium berkembang menjadi basal ganglia.

Kortek otak besar (Celebral cortex) merupakan lapisan tipis berwarna abu-abu yang terdiri dari 15-33 miliar neuron yang masing-masing tersembung ke 10.000 sinapsis, satu milimeter kubik terdapat kurang lebih satu miliar sinapsis. Komunikasi yang terjadi antara neuron dalam bentuk deret panjang pulsa sinyal yang disebut potensial aksi dimungkinkan melalui fiber protoplamik yang dinamakan akson yang dapat dikirimkan hinga kebagian jauh dari otak atau tubuh untuk menentukan reseptor sel tertentu. Terdapat enem lapisan kortek, neokorteks, allokortek yang berlipat-lipat sehingga permukaanya menjadi lebih luas dengan ketebalan 2 hingga 4 mm. Lapisan korteks terdapat berbagai macam pusat saraf yang mengendalikan ingatan, perhatian, persepsi, pertimbangan, bahasa dan kesadaran.

Ganglia dasar (basal ganglia) merupakan lapisan berwarna putih, bagian lapisan dalam banyak mengandung serabut saraf yaitu Dendrit dan Neurit. 

Otak besar adalah pusat saraf utama, memiliki fungsi yang sangat penting dalam mengatur semua aktivitas tubuh manusia, terutama berkaitan dengan kecerdasan (inteligensi), ingatan (memori), kesadaran dan pertimbangan. 

Semua aktivitas tubuh manusia yang system motoriknya berpusat pada otak basar terbagi menjadi beberapa daerah yang berbeda :  

  • Di depan celah tengah (sulkus sentralis) terdapat daerah motoric yang berfungsi mengatur grakan sadar, bagian paling bawah kortek tersebut mempunyai hubungan dengan verbal atau kemampuan bicara. 
  • Daerah Anterior pada lobus frontalis terhubung dengan kemampuan berpikir.
  • Di belakang (Posterior) sulkus entrails merupakan daerah sensori, pada bagian ini berbagai  sifat perasaan dirasakan kemudian ditafsirkan.
  • Daerah pendengaran (auditori) terletak pada lobus temporal. Di daerah ini pesan atau suara diterima dan diinterprestasikan.
  • Daerah visual (penglihatan) terletak pada ujung lobus oksipital yang menerima bayangan dan selanjutnya bayangan itu ditafsirkan. Adapun pusat pengecapan dan penciuman terletak dibagian lobus temporal ujung anterior.
Otak besar juga memiliki bagian yang disebut Diensefalon (Diencephalon, interbrain) merupakan bagian otak yang terdiri dari : 

  • Mid-diencephalic territory : pretalamus/ ventral thalamus/  subtalamus, Nuklei berupa zona incerta, thalamic reticular nucleus, dan fields of forel, pretalamus terpola sinyal SHH (Sonic hedgehong homolog) dan ZLI dan setelahnya membuat koneksi yang berbeda-beda ke striatum (caudate nucleus dan putamen) dalam otak depan, ke telamus (gugus medial dan lateral nucleus) dalam otak kecil, dank e red nucleus dan juga subtantia nigra dalam otak tengah.. Pretalamus merupakan bagian yang mempunyai andil dalam pengendalian pola konsumsi termasuk defecation dan copulation.  Sementara ZLI berfungsi sebagai pusat sinyal layaknya cerebrum dan sebagai pembatas antara thalamus dan pretalamus. Dan thalamus / dorsal thalamus berfungsi menghubungkan antar belahan pada otak besar.
  • Hipotalamus adalah pusat pengendalian waktu biologis, suhu tubuh, dan sekresi hormone dan fungsi biologis lainya. Letak hipotalamus berada di dasar otak depan.
  • Eptalamus
  • Pretektum
Otak tengah (Mesencephalon) merupakan bagian otak yang mempunyai struktur : 
  • Tektum, terdiri dari 2 pasang colliculi yang disebut corpora quadrigemina, Inferior colliculi ikut terlibat dalam proses pendengaran. Sinyal yang diterima dari berbagai nucleus batang otak diproyeksikan menuju bagian dari thalamus yang disebut medial geniculate nucleus kemudian diteruskan menuju kortek pendengaran primer (primary auditory cortex)
  • Cerebral peduncle terdiri dari tegmentum yaitu jaringan multi sinapsis yang terlibat pada system homeostasis dan lintasan refleks. Crus cerebri dan substantia nigra. 
Otak belakang (Myelencephalon, Metencephalon, Rhombencephalon) meliputi jembatan varol (pons varoli, sumsum lanjutan (medulla oblongata), dan otak kecil (cerebellum) dari ketiga bagian ini membentuk batang otak (brainsteam).

  • Jembatan Varol berisi serabut saraf yang menghubungkan lobus kiri dan kanan otak kecil , serta menghubungkan otak kecil dengan kprtek otak besar.
  • Sumsum lanjutan membentuk bagian bawah batang otak serta menghubungkan jembatan pons dengan sumsum tulang belakang.  Sekelompok neuron pada formasi retukular di dalam sumsum lanjutan berfungsi mengontrol system pernafasan, dan saraf kkranial yang berfungsi mengatur leju denyut jantung, selain dari pada itu juga berperan sebagai pengatur pusat refleksi fisiologi, tekanan udara, suhu tubuh, pelebaran atau penyempitan pembuluh darah, gerak pada alat pencernaan, dan sekresi kelenjar pada pencernaan. Fungsi lainya adalah mengatur gerak refleks, misalnya bersin, batuk, dan  mengedipkan mata. 

Otak kecil (Cerebellum) merupakan bagian besar otak belakang. Otak kecil terletak di bawah lobus oksipital serebrum. Otak ecil terdiri atas dua belahan dan permukaannya berlekuk-lekuk. Fungsi dari otak kecil adalah untuk mengatur sikap atau posisi tubuh, keseimbangan dan kordinasi gerak otot yang terjadi secara sadar. Apabila terjadi cedera pada otak kecil dapat mengakibatkan gangguan pada sikap dan koordinasi gerak otot, gerakan menjadi tidak terkordinasi atau bahkan mengalami stroke atau lumpuh.

Setelah mempelajari anatomi bagian-bagian otak manusia, dapat kita simpulkan bahwa hubungan antara otak dengan kebosanan itu memiliki keterkaitan, dimana bosan sendiri menurut KBBI berarti sudah tidak suka lagi karena sudah terlalu sering atau banyak; jemu. Maka dapat kita artikan bosan merupakan suatu kondisi perasaan seseorang dimana ia sudah merasa jemu dengan aktivitas atau kegiatan yang begitu-begitu saja.

Keadaan bosan sendiri dipengaruhi oleh otak besar, dibagian daerah belakang (Posterior) sulkus entrails merupakan daerah sensori, dibagian ini berbagai sifat perasaan dirasakan sebagai masukan (input) seperti misalnya perasaan bosan, sedih, senang, gembira, dsb. Kemudian perasaan itu setelah dirasakan lalu ditafsirkan. 

Ilustrasinya begini : Seorang anak bermain dengan satu permainan setiap harinya dengan permainan itu-itu saja, maka otak besar si anak akan menerima input tersebut dibagian daerah belakang Posterior awalnya mungkin akan menerjemahkan dengan perasaan senang, tetapi lambat-laun di otak besar daerah posterior anak tersebut karena keseringan mendapatkan masukan (input) dengan begitu-begitu saja maka bisa jadi akan memberikan terjemahan lain seperti halnya perasaan bosan.

Mungkin itu saja pembahasan Hubungan antara otak dengan kebosanan secara ilmiah, yang dapat disampaikan mohon maaf apabila ada kekeliruan, kata yang kurang tepat atau kesalahan penulisan tentang istilah-istilah ilmiah diatas, karena penulis artikel ini juga ditulis oleh manusia yang mana manusia sering berbuat kesalahan, namun dengan ilmu pengetahuan dan kesabaran semoga kekurangan itu dapat diminimalisir sekecil-kecilnya.



Related Posts:

0 Response to "Hubungan antara otak dengan kebosanan secara ilmiah"

Post a Comment