Bameswarablogs -- Penomena bencana alam di bumi ternyata sudah pernah terjadi dimasa lampau, pada zaman Nabi Nuh telah terjadi penomena banjir dahsyat yang menenggelamkan seluruh permukaan bumi, pada masa itu, kisah banjir Nabi Nuh merupakan kisah yang sangat mashur di seluruh belahan dunia, Nabi Nuh sendiri merupakan seorang Rosul utusan Allah yang diakui dalam beberapa kitab agama samawi baik dalam Zabur, Taurat, Injil maupun Al-Quran. Adapun nasab garis keturunan Nabi Nuh itu sampai kepada Nabi Idril, nasabnya Nuh bin Lamik bin Matu Syalih bin Akhnuhk (Nabi Idris) diambil dari genelogy Fathrilenial.
Edward Hicks (1780–1849) |
Kejadian pada Zaman Nabi Nuh berupa air
bah yang menenggelamkan permukaan bumi itu disebabkan karena kemurkaan Allah terhadap kaum
Nabi Nuh yang banyak membuat kerusakan dimuka bumi serta tidak mau mengikuti
ajakan nabi Nuh untuk menyembah Allah.
Maka Allah memerintahkan Nabi Nuh untuk membuat
sebuah bahtera (perahu kapal), yang dimensinya sekitar 300 hasta panjangnya, 50
hasta lebarnya, 30 hasta tingginya, dengan sehasta lubang cahaya diatasnya,
memiliki pintu dibagian lambung bahtera dan bahtera tersebut memiliki tiga
tingkatan bawah, tengah serta atas.
Setelah bahtera itu selesai dibuat maka Allah
datangkan air bah untuk memusnahkan seluruh makhluk hidup di bumi kecuali yang
akan selamat hanyalah orang serta hewan dan tumbuhan yang berada dalam bahtera
Nabi Nuh, mereka diselamatkan atas ijin dari Allah Tuhan seluru alam semesta.
Air bah itu Allah datangkan melalui hujan yang
tidak pernah berhenti di Bumi sekitar empat puluh hari empat puluh malam. Air
dari samudra raya meluap, mata air dari pegunungan dibuka untuk menenggelamkan
seluruh permukaan bumi dan memusnahkan makhluk yang bernyawa yang ada di muka
bumi.
Selama empat puluh hari air semakin bertambah sehingga
mengangkat bahtera yang ditunggangi Nabi Nuh beserta para pengikutnya yang
terdiri dari manusia, segala jenis binatang buas, segala jenis binatang ternak,
segala jenis binatang melata, segala jenis burung dan segala jenis unggas
bersayap.
Dari situ timbulah pertanyaan di benak kepala ini, Berapakah ketinggian air banjir/bah yang menenggelamkan permukaan bumi pada saat itu?
Untuk mengetahui ketinggian air bah pada zaman
Nabi Nuh maka harus menggunakan tolak ukur, untuk menentukan besaran satuannya. Karena pada zaman tersebut belum
ada teknologi canggih bahkan gedung-gedung pencakar langit juga belum berdiri,
maka saya akan memberikan tolak ukur berupa gunung tertinggi di dunia. Sudah
kita ketahui bahwa gunung tertinggi di dunia adalah Gunung Everest, Pegunungan
Himalaya yang terletak di Nepal wilayah bagian China tingginya sekitar 29.035
ft/ 8.850 meter diatas permukaan air laut.
Kita coba menggunakan Gunung Everest sebagai tolak ukur,
maka saya akan mengutip sedikit redaksi dalam kitab Taurat, Kejadian ayat 7
nomor 20 disebutkan "Air itu terus bertambah tinggi hingga
gunung-gunung tertutup sekitar lima belas hasta.'' 15 hasta bahtera Nabi Nuh di atas permukaan
gunung, berarti karena pada zaman tersebut seluruh permukaan bumi tenggelam
oleh air bah otomatis seluruh gungung-gunung juga ikut tenggelam termasuk
diantaranya gunung Everest.
Tinggal dikonversikan saja 15 hasta kedalam
satuan meter. 1 hasta (Sekitar 52,9 CM) berarti antara 0,592 meter x 15 =
7,935 meter. (15 hasta = 7,935 meter)
Ketinggian gunung Everest adalah 8.850 meter jika di tambah 15 hasta maka 8.850 meter + 7,935 meter = 8.857,935 meter di atas permukaan laut.
Jadi Apabila menggunakan Gunung Everest sebagai tolak ukur maka ketinggian air bah pada zaman Nabi Nuh adalah kurang lebih sekitar 8.857, 935 Meter diatas permukaan laut.
Namun, saya tidak hanya memberikan satu jawaban
saja sebab pada tanggal 26 April 2010, salah satu organisasi bernama Noah's Ark
Ministries International mengumumkan telah menemukan bahtera Nabi Nuh di Turki.
Tepatnya di Gunung Agri atau Gunung Ararat, Turki Timur pada ketinggian 4.000
meter di atas permukaan laut, dantinggi gunung Arart sendiri sekitar 5.165
meter di atas permukaan laut.
Maka jika itu benar merupakan fosil kapal atau
bekas peninggalan bahtera Nabi Nuh berarti dapat menyimpulkan jawaban yang
kedua yakni mengungkap misteri ketinggian air bah pada zaman Nabi Nuh, yang mana
tolak ukur yang akan saya jadikan patokan alat pengukuran adalah ketinggian
gunung Ararat yaitu sekitar 5.165 meter ditambah 15 hasta. Di dapat hasilnya
5.165 meter + 7,935 meter = 5.172,935 meter di atas permukaan laut.
Kemungkinan diatas hanya sebuah jawaban dari persoalan yang bisa jadi benar, bisa jadi salah kita sebagai manusia tidak bisa mengetahui berapa tepatnya, akan tetapi hanya bisa mengambil kesimpulan yang lebih mendekati dengan menggunakan tolak ukur baik itu menggunakan ketinggian yang sudah diketahui dari Gunung Everest puncak tertinggi bumi, maupun menggunakan tolak ukur dimana puing bahtera nabi Nuh ditemukan.
Wallahu alam...
0 Response to "Mengungkap Ketinggian Banjir Pada Zaman Nabi Nuh A.S"
Post a Comment