Structure Organisasi Proyek

 


Pada pembangunan bersekala besar seperti pembangunan infrastruktur, gedung, dan kawasan permukiman. Biasanya akan banyak menghadirkan keterlibatan beberapa pihak, pihak-pihak yang terlibat tersebut memiliki Structur organisasi yang terbentuk secara vertikal dari atas ke bawah, menjadi suatu susunan organisasi yang memiliki tugas dan fungsinya masing-masing. 


Tentunya hal ini sengat jarang terdengar dikalangan orang awam, bahwa suatu proyek pembangunan infrastruktur, gedung, dan kawasan pemukiman, itu hanya dikerjakan oleh para pekerja proyek yang dikepalai oleh seorang mandor. Pemahaman ini memang sudah lazim bagi masyarakat awam yang tidak mengetahui structur organisasi sebenarnya dari pembangunan proyek, padahal jika mempelajari lebih jauh ada yang namanya manajemen proyek atau manajemen konstruksi (MK) yang mana ilmu tersebut merupakan ilmu manajemen yang erat kaitannya dengan manajemen pembangunan konstruksi, maupun insfratruktur.


Di luar negeri tentunya lebih maju dibandingkan di negara-negara berkembang seperti Indonesia, manajemen konstruksi di luar negeri lebih familiar terdengar, dan terbilang sangat rapih serta tersetruktur. Sementara di negara-negara berkembang hanya proyek-proyek sekala besar yang memiliki manajemen konstruksi yang baik misalnya proyek pemerintahan, proyek perusahaan-perusahaan atas seperti misalnya BUMN, dan perusahaan swasta yang sudah memiliki manajemen yang baik.


Pengetahuan masyarakat di Negara-negara berkembang itu cukup dimaklumi, dan suatu hal semacam itu tidak perlu menjadi suatu persoalan yang harus dipersoalkan, akan tetapi untuk memberikan edukasi tentang Struktur organisasi maka dalam artikel ini akan dibahas beberapa Struktur organisasi dalam pembangunan proyek.


Sebelum pada pembahasan inti maka perlu mengetahui terlebih dahulu pemahaman struktur. Struktur merupakan sebuah susunan yang terbentuk secara tersusun dengan pola yang jelas berdasarkan bagan atau bentuk yang jelas. 


Organisasi berarti perkumpulan atau sarekat yang memiliki fungsi dan tujuan masing-masing.


Jadi struktur organisasi berarti bentuk susunan dari suatu kesatuan untuk menunjukan fungsi dan tujuan anggota kelompok masing-masing. 


Dewasa ini pembangunan di berbagai bidang gencar dilakukan oleh negara-negara berkembang untuk mencapai kesejahteraan dan kemakmuran rakyat supaya menjadi suatu negara yang maju. Tujuan dari hasil pembangunan itu sendiri adalah agar dapat dinikmati semua elemen masyarakat sebagai peningkatan kesejahteraan secara merata. 


Maka untuk mendukung tercapainya pembangunan secara fisik diperlukan organisasi atau perusahaan yang memiliki tujuan sebagai fasilitator untuk memenuhi kebutuhan pembangunan baik berupa perencanaan maupun pelaksanaan.


Pembangunan yang terorganisir diharapkan dapat mempengaruhi kualitas dan mutu pembangunan, berdasarkan metode segitiga Biaya, Mutu, dan Waktu.


Dalam pembangunan secara umum terbagi menjadi empat tahapan :


1. Perencanaan (Planning)

2. Pengorganisasian (Organizing)

3. Pelaksanaan (Eksekution)

4. Pengawasan (Controlling)


1. Perencanaan 

Perencanaan merupakan suatu proses yang berlandaskan atas dasar tujuan untuk menyiapkan dan mengumpulkan Informasi sumber daya, lokasi untuk mencapai tujuan pembangunan.


2. Pengorganisasian (Organizing)


Pengorganisasian ini dibentuk guna mencapai sasaran yang sudah direncanakan agar sesuai dengan mutu, biaya, dan waktu.


3. Pelaksanaan (Execution)

Pelaksanaan merupakan sebuah kegiatan pengaplikasian pembangunan secara langsung sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat.


4. Pengawasan (Controlling)

Pengawasan bertujuan sebagai suatu control terhadap pelaksanaan pembangunan agar tetap sesuai dengan mutu, biaya, dan waktu yang telah direncanakan, serta menginformasikan Controlling secara berkala baik sesuatu yang berkaitan dengan kelancaran progress pelaksanaan maupun sesuatu yang berkaitan dengan permasalahan pada pelaksanaan.


Struktur organisasi proyek yang dapat dipelajari secara sederhana gambarannya sebagai berikut, dibawah ini.



1. Owner/Bouhier/Pemilik Proyek


Owner merupakan seseorang atau instansi yang memiliki dana untuk tercapainya suatu maksud tujuan pembangunan proyek, dalam artian singkat pemberi tugas atau pemilik modal.


2. Perencana 

Perencana bisa berupa perseorangan atau instansi perusahaan konsultan perencana yang ditunjuk oleh pemilik proyek untuk membuat dan merancang bentuk suatu proyek pembangunan yang sesuai dengan tujuan pemberi tugas yaitu owner.


3. Pelaksana/Kontraktor

Pelaksana bisa berupa perseorangan atau instansi perusahaan yang diberikan tugas untuk melaksanakan proses pembangunan. Pelaksana perseorangan disebut pemborong, sedangkan yang berbentuk instansi perusahaan disebut kontraktor. Dibawah kontraktor banyak susunan organisasi lainnya seperti Mandor, Tukang, dan pekerja yang dibawah instruksi kontraktor secara langsung.


4. Pengawas (Controller)

Pengawas bisa berupa perseorangan atau instansi perusahaan yang diberikan tugas untuk mengawasi jalannya pelaksanaan yang dilakukan oleh seorang pelaksana dalam hal ini pengawas tidak bekerja sebagai seperti halnya pelaksana hanya memberikan masukan-masukan serta kontroling pada pelaksana untuk mencapai tujuan pembangunan yang sesuai dengan perencanaan.


5. Mandor

Seorang pimpinan tukang/kepala tukang yang bertugas mengarahkan teamnya dalam pelaksanaan pembangunan, yang membawahi tukang. 


6. Tukang 

Tukang seorang pekerja yang terampil dalam pertukangan seperti memasang batu bata, memasang jendela kayu, memasang kuda-kuda, dsb Tukang dibagi sesuai keterampilannya masing-masing berdasarkan spesialisasinya, dikepalai oleh kepala tukang.


7. Pembantu tukang

Pembantu tukang merupakan seorang pekerja yang membantu pekerjaan tukang yang masih memiliki sedikit keterampilan dalam pertukangan, biasanya pengalamannya masih kurang dari 1 tahun dalam pembangunan proyek. 


8. Suplayer

Pihak pendukung dari tercapainya suatu pelaksanaan pembangunan juga biasanya dipengaruhi oleh seorang supplayer/penyedia matrial pembangunan yang bekerja sama baik dengan Owner maupun pelaksana/kontraktor.



Gambaran sederhana Struktur organisasi diatas merupakan yang sudah umum, meskipun jika dijabarkan atau diurutkan dari masing-masing susunan diatas seperti misalnya perencana akan ada yang nama seperti drafter, survayor, dibawahnya. Kontraktor/pelaksana juga biasanya jika perusahaan akan ada yang namanya drafter, admin proyek, logsitik, estimator, engineer dsb. Jadi dalam pembangunan proyek itu tidak hanya terdiri dari tukang bangunan dan mandor, itu hanya berdasarkan pembangunan yang mungkin skalanya kecil, sedangkan yang sekalanya besar akan banyak pihak yang terlibat pada pembangunan tersebut, dan tentunya orang awam tidak banyak yang mengetahui karena pemahaman itu hanya dikuasai oleh seorang yang sudah memiliki pengalaman maupun seluk beluk perusahaan baik konsultan maupun konstraktor.

Struktur organisasi pada suatu pembangunan yang memiliki sekala besar tidak sesederhana seperti bagan diatas, bagan diatas hanyalah sebuah contoh untuk pemahaman supaya dapat dipahami lebih mudah oleh orang awam, dan biasanya susunan organisasi dari proyek-proyek besar akan sangat panjang meskipun demikian adanya sertruktur organisasi atau pengorganisasian itu justru memudahkan dalam mengorganisir pembangunan supaya lebih rapih, terarah, terstruktur dan sesuai dengan tujuan perencanaan.

Semoga dengan membaca artikel singkat struktur organisasi proyek ini kita bisa memiliki pengetahuan bahwa banyak pihak yang terlibat dalam suatu pembangunan, apalagi jika pembangunan bersekala besar, seperti pembangunan infrastruktur, pembangunan fasilitas umum, pembangunan permukiman masyarakat, irigasi pertanian, dll.




Related Posts:

0 Response to "Structure Organisasi Proyek"

Post a Comment