Bameswarablogs -- Membahas ilmu pengetahuan terkait dunia teknik sipil mungkin tidak akan pernah ada habisnya jika kita mau memperdalam semua aspek-aspek keilmuan yang berkaitan di dalamnya karena pada dasarnya basic-basic ilmu pengetahuan tidak akan pernah jauh dalam kehidupan manusia dan akan saling berkaitan antara pengetahuan yang satu dengan pengetahuan lainnya, sama halnya seperti ketika pertama kali mempelajari huruf-huruf maka pertama kali huruf yang dipelajari akan saling berurutan dari huruf A sampai Z. Akal manusia akan seiring berkembang dengan seberapa seringnya pengetahuan yang dia terima dan pelajari.
Pada kesempatan yang berbahagia ini saya akan membahas mengenai dasar-dasar ilmu teknik sipil, dimana dasar dari ilmu keteknikan yaitu mengetahui satuan (unit) dari suatu ukuran benda atau bidang yang dapat diperoleh hasilnya dengan melakukan pengukuran (measurement). Dalam ilmu teknik sipil juga akan mengenal kata laveling, uitzet, dsb.
Pekerjaan pengukuran lapangan pada proyek konstruksi disebut leveling, pekerjaan pengukuran atau leveling sangat penting dalam penentuan titik pertama pada pekerjaan konstruksi dimana hasil dari pengukuran atau leveling akan sangat mempengaruhi ukuran dan presisi suatu bangunan. Kesikuan sudut, dan bentuk ketinggian lantai bangunan ditentukan pada saat leveling. Dimana pekerjaan leveling harus dilaksanakan dengan penuh ketelitian dan penuh perhitungan, biasanya alat yang digunakan untuk menentukan leveling suatu bangunan atau konstruksi lain menggunakan alat/pesawat yang disebut alat ukur tanah seperti Theodolite, Watterpass, Satelit, Total Station, dan menggunakan pengukuran manual seperti menggunakan meteran atau menggunakan selang timbang air untuk menentukan level suatu bangunan.
Uitzet merupakan pekerjaan pengukuran kembali atau pengontrolan terhadap hasil dari pekerjaan leveling apakah sudah sesuai dengan apa yang diharapkan dalam gambar rencana atau belum apabila belum maka harus dilakukan penyesuaian ulang pengukuran supaya benar-benar sesuai dengan gambar rencana.
Hasil dari pekerjaan pengukuran dan leveling tersebut berupa beberapa garis lurus yang menunjukan posisi sumbu dindingtembok bangunan yang dapat diperoleh dengan menyatukan titik ke titik dari hasil pengukuran.
Gambar. Pengukuran jarak lapangan
Pengukuran jarak terhadap dua titik didefinisikan sebagai hubungan terpendek antar dua titik tersebut (lihat gambar diatas) , bila dalam suatu kasus ditemukan bahwa keadaan lapangan memiliki kontur yang datar, maka hubungan terpendek ini terpenuhi dan kedua titik dinyatakan telah terhubung secara lurus. Dimana jarak antara dua titik dinyatakan lurus apabila jarak yang diukur panjangnya tidak melebihi sekitar 3,5 kilometer, dan apabila melebihi 3,5 meter ada kemungkinan adanya faktor kelengkungan bumi, hal ini merupakan syarat pengukuran apabila diperlukan keakuratan terhadap kelengkungan bumi. Namun, apabila dalam pengukuran tidak diharuskan adanya keakuratan kelengkungan maka faktor syarat kelengkungan bumi tersebut dapat diabaikan.
Pengukuran suatu panjang dapat menggunakan Satuan Internasional (SI) yaitu seperti satuan milimeter (mm), centimeter (cm), desimeter (dm), meter (m), dan kilometer (KM). Kalian bisa mempelajari terkait satuan internasional pada postingan sebelumnya yang berjudul
Knowing Quantity and Unit Measurement.
Pengertian Ukuran Jarak.
1 KM = 1000 m = 100000 cm = 1000000 mm
1 Foot/Kaki = 12 Inci
3 Yard = 3 Feel
1 meter = 39,37 inchi = 3,280 Feet.
System satuan internasional tersebut dapat dipakai sebagai acuan dalam pengukuran untuk menentukan suatu area bangunan, dimana luas suatu bangunan dapat diukur dengan membandingkan bangunan tersebut dengan persegi yang memiliki ukuran tetap, satuan standar luas adalah meter persegi (ditulis sebagai m 2 ), yaitu luas persegi yang panjang sisinya satu meter . Sebuah bentuk dengan luas tiga meter persegi akan memiliki luas yang sama dengan tiga persegi tersebut. Dalam matematika , persegi satuan didefinisikan memiliki luas satu, dan luas setiap bentuk atau permukaan lain adalah bilangan real tak berdimensi .
Ada beberapa rumus terkenal untuk luas bangun sederhana seperti segitiga , persegi panjang , dan lingkaran . Dengan menggunakan rumus ini, luas poligon apa pun dapat ditemukan dengan membagi poligon menjadi segitiga . Untuk bentuk dengan batas melengkung, kalkulus biasanya diperlukan untuk menghitung luas. Memang, masalah penentuan luas bangun datar merupakan motivasi utama bagi perkembangan sejarah kalkulus.
Begitu juga pada ilmu teknik sipil yang dapat diterapkan secara langsung dalam pekerjaan pengukuran leveling serta uitzet suatu daerah atau lokasi. Mungkin itu saja apa yang bisa disampaikan dalam postingan ini semoga dengan penjelasan diatas sedikit memberikan pengetahuan serta wawasan dalam istilah-istilah teknik sipil yang mungkin belum diketahui sebelumnya, mohon maaf apabila ada kekurangan karena kita semua sama-sama belajar, dan bameswara bukan menuliskan sesuatu sebagai bentuk dari perwujudan menggurui akan tetapi hanya sebatas berbagi pengetahuan dan bersama-sama belajar untuk membangun kerangka berpikir yang positif sebagaimana orang-orang yang berpengetahuan dan berperadaban.
Related Posts:
0 Response to "Pengertian leveling dan uitzet pada proyek konstruksi"
Post a Comment