Bameswarablogs -- Dunia konstruksi terus mengalami perubahan tren, seperti misalnya pada rangka atap bangunan dari yang awalnya menggunakan matrial dari kayu, dan dewasa ini trend kayu sebagai rangka atap mulai tergantikan oleh baja ringan.
Matrial baja ringan mungkin dipengaruhi oleh harga, keawetan, garansi, serta efektifitas dalam pengerjaannya yang menjadi alasan bahwa atap baja ringan lebih diminati dan dipilih oleh konsumen. Adapun anjuran itu mendapat dorongan oleh pemerintah yang menganjurkan untuk menjadikan baja ringan sebagai rangka atap bangunan, hal ini merupakan solusi untuk mengurangi dampak dari kelangkaan kayu yang didukung pula oleh pemerhati lingkungan.
Baja ringan sendiri memliki beberapa jenis macam tergantung dari kualitas dan jenis keawetannya. Berbagai jenis profil baja ringan, ketebalan beserta kualitasnya muncul di pasaran konstruksi bukan hanya di dalam negeri tetapi di luar negeri.
Bahan dasar baja ringan terdiri dari Seng (Zinc) dan Aluminium (Al), dimana seng merupakan matrial yang memiliki kekakuan namun lemah terhadap karat, untuk mengurangi kekurangan seng kemudian dipadukan dengan Aluminium yang lentur tetapi tahan terhadap karat. Kombinasi dari dua bahan matrial tersebut dapat menghasilkan bahan yang kaku dan anti terhadap karat. Misalnya. bahan ZincalumeTM yang di produksi oleh Bluescope mempunyai komposisi bahan dasar Zinc 43,5% dan 55% Aluminium, dengan 1,5% berupa silicon untuk lapisan antikarat.
Bahan matrial dasar baja ringan berupa lembaran (Steel coil) dengan tebal tertentu, setelah masuk ke roll dengan ukurang yang telah ditentukan maka akan terbentuk profil yang diinginkan. Biasanya standart yang digunakan sebagai atap baja ringan menggunakan kode baja G550, dengan kuat leleh minimum dan tegangan maksimum 550 MPa , modulus elastistas 200.000 MPa dan modulus geser sebesar 50.000 MPa.
Bentuk profil baja ringan di pasaran biasanya berbentuk Lip Cannal/Cannal/Profil C dan reng, tetapi ada produsen tertentu yang memproduksi profil milsanya profil Z. Bentuk profil baja ringan yang berbeda tersebut tentunya mempengaruhi pada kekuatan, keunggulan dan kelamahan dalam segi teknis. Namun jika berbicara untuk konstruksi dalam hal ini konstruksi berarti mengenai satu kesatuan bahan untuk menanggung beban.
Bentuk profil pada baja ringan berpengaruh terhadap proses desain dimana masing-masing bentuk memiliki perilaku matrial bahan yang berbeda, dengan demikian variable desain tidak sama untuk masing-masing bentuk.
Variabel penetu harga baja ringan ditentukan oleh beberapa macam faktor diantaranya misalnya : merek, desain atap, kualitas matrial, dan lokasi pengerjaan proyek. Serta dapat berpengaruh juga terhadap pengaruh harga di pasaran.
Adapun garansi baja ringan yang diberikan oleh produsen atau pabrik baja ringan biasanya hanya berupa Garansi Antikarat dan Garansi Konstruksi.
a) Antikarat
Baja ringan mempunya lapisan antikarat dengan kadar yang berbeda. Lapisan antikarat tergantung pada proses pelapisan yang diberikan dengan tujuan mengurangi proses oksidasi baja dengan unsur-unsur lain yang menyebabkan karat. Matrial yang biasanya digunakan yaitu Silicon dengan kadar yang sangat minim, diantara 5% dari total komposisi material.
b) Konstruksi
Klausus yang terdapat pada Garansi Konstruksi meliputi beberapa hal yang dapat menyebabkan garansi hangus. Pemasangan alat misalnya water heater yang tidak diinformasikan sebagai beban tambahan dapat membatalkan garansi. Demikian apabila ada kejadian force majure seperti perang, bencana alam, atau terjadinya huru-hara maka kerusakan yang ditimbulkan oleh kejadian tersebut dapat membatalkan garansi konstruksi.
KAYU
Kayu yang dipergunakan untuk berbagai jenis konstruksi bangunan dan peralatan atau perabotan rumah tangga berasal dari pepohonan yang tumbuh tersebar dibeberapa negara yang terdiri dari berbagai macam jenis pepohonan.
Kayu biasanya dibedakan berdasarkan klas dan keawetannya, biasanya kayu juga sering digunakan sebagai rangka atap rumah, karena kayu mempunyai sifat cukup keras, ringan, liat/kenyal, dan memiliki kelenturan. Tetapi tiap jenis mekanika untuk beberapa jenis kayu tidak sama.
Dahulu keuntungan kegunaan kayu adalah banyak terdapat dalam jumlah ukuran besar dan mudah dikerjakan, saat ini keberadaan kayu meskipun persediaannya masih cukup tetapi dibatasi untuk melindungi beberapa kemungkinan yang terjadi pada kerusakan alam diantaranya untuk melindungi dari kegundulan hutan akibat penebangan pohon liar.
Kekurangan bahan bakar kayu yaitu mudah terbakar, kebanyakan jenis kayu tidak awet jika digunakan sebagai bahan bangunan, kayu juga dapat terpengaruh oleh iklim misalnya saat terpapar panas dan hujan kekuatan kayu akan lambat laun menurun sesuai dengan menurunya umur keawetan kayu.
Kayu juga bekerja terhadap gaya-gaya yang dipikulnya atau gaya yang diterimanya misalnya saja memuntir atau mengeliat, melengkung, menyusut dan mengembang, dan bila dalam penyusutannya tidak bebas kayu akan mengalami retak-retak. Sifat kayu juga bersifat tidak tahan terhadap gangguan serangga perusak seperti raya, hanya beberapa kayu yang tidak disukai oleh rayap seperti kayu jati dan rasamala.
Struktur kayu terdiri dari sel-sel dan sel-sel terdiri dari selulose. Sel kayu yang ukurannya sangat kecil sekitar lebih kurang 0,5 s.d 2 milimeter, dengan diameter sekitar 0,01 s.d 0.05 milimeter, terdapat cairan yang terdiri atas zat seperti gula, getah, damar, zat putih-telur, zat-samak, fecula dan lainnya, yang dengan nama ilmiah biasa disebut sebagai protoplasma.
Berat-jenis dan kekuatan kayu ditentukan pada kayu yang telah mengalami penyusutan kadar air atau mengering dimana maksud dari mengering tersebut yaitu kering-udara. Dimana kadar lengas kekeringan kayu sesuai dengan pengujian di laboratorium berkisar antara 12 s.d 20% dari keadaan kayu kering mutlak.
Di beberapa wilayah di Indonesia misalnya Bogor kadar kayu kering-udara berkisar sekitar 15% (tempat dataran tinggi), sendangkan ditempat dataran rendah kering-udara kayu berkisar rata-rata sebesar 20%. Kekuatan kayu juga berbanding lurus dengan berat jenis kayu. Kayu sendiri digolongkan menjadi 5 kelas kuat diantaranya :
Kelas 1 memiliki b.j kering-udara lebih dari 0,90% dengan kuat-lentur mutlak lebih dari 1100 kg/cm2, kuat desak mutlak lebih dari 650 kg/cm2.
Kelas 2 memiliki b.j kering-udara 0,90 s.d 0,60% dengan kuat-lentur mutlak lebih dari 1100-725 kg/cm2, kuat-desak mutlak 650-425kg/cm2.
Kelas 3 memiliki b.j kering-udara 0,60-0,40% dengan kuat-lentur mutlak 725-500kg/cm2. kuat-desak mutlak 425-300kg/cm2.
Kelas 4 memiliki b.j kering-udara 0,40-0,30% dengan kuat-lentur mutlak 500-360kg/cm2,kuat-desak mutlak 300-215kg/cm2.
Kelas 5 memiliki b,j kering-udara kurang dari 0,30% dengan kuat-lentur mutlak kurang dari 360kg/cm2, kuat-desak mutlak kurang dari 215kg/cm2.
Pada beberapa kayu yang baru ditebang atau masih dalam keadaan basah memiliki kadar lengas berkisar antara 40% sampai 200%, tergantung dari berat-ringanya kayu. Pengeringan kayu biasanya membutuhkan waktu yang cukup lama berkisar atara 6 bulan sampai 1 tahun jika menggunakan pengeringan mengandalkan panas matahari, berbeda jika pengeringan menggunakan pengeringan buatan maka proses pengeringan akan jauh lebih cepat.
Pada kadar lengas tertentu antara 24% s.d 30% sifat mekanika dari kayu akan mengalami perubahan menjadi semakin baik. Dimana keadaan perubahan kadar lengas tersebut disebut dengan liber saturation poin yakni titik yang menunjukan dinding sel jenuh dengan air, sedengkan rongga sel tidak mengandung air. Kayu tersebut kemudian dapat menerima beban tambahan, dimana semakin kering keadaan kayu maka akan semakin besar kekuatannya, kekuatan kayu basah kurang lebih memiliki kekuatan, kuat-lentur sebesar (Fu) 54%, kuat-desak 62%, modulus elastisitas 83%, dari jenis kayu yang kering muda maka hanya kayu kering yang baik digunakan yaitu kayu kering-udara.
Jadi kesimpulannya perbandingan antara baja ringan dan kayu untuk digunakan sebagai rangka atap bangunan tergantung dari pada kebutuhan dan budget anda, apabila anda menghendaki bahan matrial yang tidak mudah terbakar, tahan rayap, dan tahan terhadap cuaca panas dan hujan maka solusinya gunakan rangka atap baja ringan, akan tetapi jika anda menginginkan keindahan dan estetika dari rangka atap yang dapat dinikmati keindahannya maka gunakanlah rangka atap kayu tetapi harus diperhatikan jangan menggunakan sembarang jenis kayu untuk rangka atap setidaknya harus memiliki kadar lengas yang kering-udara dan mampu memikul beban diatasnya.
Mungkin itu saja pembahasan perbandingan antara rangka atap menggunakan baja ringan dan kayu, kurang dan lebihnya mohon maaf, apabil ada sesuatu yang kurang berkenan mohon dimaklumi. Sekian terimakasih, see you next time.
0 Response to "Perbandingan Rangka Atap Baja Ringan dan Rangka Atap Kayu"
Post a Comment