1. RESIDU
Residu atau ampas endapan minyak bumi diproses saat minyak bumi pertama kali masuk ke dalam menara distilasi, minyak bumi akan dipanaskan dalam suhu diatas 500 drajat celsius, residu tidak mengalami penguapan dan dapat digunakan sebagai bahan baku ashpal, bahan pelapis matrial anti bocor (waterproofing), dan bahan bakar boiler (mesin pembangkit listrik tenaga uap panas). Bagian minyak bumi yang menguap akan naik ke atas dan kembali diolah menjadi fraksi-fraksi minyak bumi lainnya.
Sudah ladzim diketahui bahwa kegunaan ashpal itu sangat penting mengingat sebagai pelapis pada permukaan jalan, Ashpal memiliki kandungan utama berupa senyawa karbon jenuh dan tak jenuh, alifatik dan aromatik yang memiliki atom karbon sampai dengan 150 per molekul. Unsur-unsur selain hidrogen dan karbon yang juga menyusun terbentuknya ashpal adalah nitrogen, oksigen, belerang (sulfur), dan beberapa unsur lainnya. Secara kuantitatif, biasanya 80% dari massa ashpal adalah karbon, 10% ashpal yaitu hidrogen, 6% ashpal merupakan sulfur atau belerang, dan sisanya berupa oksigen dan nitrogen, serta sejumlah renik besi, nikel, dan vanadium.
2. OIL
Oil merupakan pelumas kendaraan bermotor untuk mencegah terjadinya korosi pada besi dan mengurangi gesekan. Oil dihasilkan dari hasil distilasi minyak bumi pada suhu antara 350-500 drajat celcius. Hal itu dikarenakan oli tidak dapat menguap di antara suhu tersebut. Kemudian, bagian minyak bumi yang lainnya akan mengalami penguapan dan menuju ke atas untuk diolah kembali.
3. SOLAR
Solar atau Diesel adalah bahan utama mesin diesel. Solar merupakan hasil dari pemanasan minyak bumi antara 250-300 drajat celcius, solar tidak dapat menguap pada suhu tersebut dan bagian minyak bumi lainnya akan terbawa ke atas untuk diolah kembali.
Umunya, solar mengandung belerang dengan kadar yang cukup tinggi. Kualitas minyak solar dinyatakan dengan bilangan setana. Angka setana adalah tolak ukur kemudahan menyala atau terbakarnya suatu bahan bakar di dalam mesin diesel. Saat ini perusahaan minyak bumi terbesar Indonesia Pertamina telah memproduksi bahan bakar solar ramah lingkungan dengan merek dagang Pertamina DEX (Diesel Enviromment Extra). Angka setana DEX dirancang memiliki angka setana minimal 53 sementara produk solar yang ada di pasaran adalah 48. Bahan bakar ramah lingkungan tersebut memiliki kandungan sulfur maksimum 300 ppm atau jauh lebih rendah dibandingkan solar di pasaran kandungan sulfur maksimumnya mencapai 5.000 ppm.
4. KEROSIN
Kerosin (minyak tanah) adalah bahan bakar kompor minyak. Korosin merupakan cairan hidrokarbon yang tidak berwarna dan mudah terbakar. Kerosin yang digunakan sebagai bahan bakar kompor minyak tanah.
5. AVTUR
Avtur merupakan hasil dari minyak bumi yang terbaik dan digunakan sebagai bahan bakar pesawat terbang bermesin jet. Baik avtur atau kerosin (minyak tanah) dihasilkan dari pemanasan minyak bumi pada suhu antara 170-250 drajat celsius. Kedua fraksi minyak bumi jenis Avtur dan kerosin tidak bisa menguap pada suhu tersebut dan bagian minyak bumi lainnya akan tebawa ke atas untuk diolah kembali.
6. NAFTA
Nafta merupakan bahan baku industri petrokimia, yang dihasilkan dari pemanasan minyak bumi pada suhu antara 70-170 drajat celsius. Nafta tidak dapat menguap pada suhu tersebut dan bagian minyak bumi lainnya akan terbawa ke atas untuk diolah kembali.
7. PETROLEUM ETER
Petroleum eter merupakan bahan perlarut dan digunakan untuk laundry. Petroleum eter dihasilkan dari pemanasan minyak bumi pada suhu antara 35-75 drajat celsius. Petroleum eter tidak dapat menuap pada suhu tersebut dan bagian minyak bumi lainnya akan terbawa ke atas untuk diolah kembali.
8. BENZINE
Bensin pada umumnya merupakan bahan bakar kendaraan bermotor baik roda dua maupun kendaraan roda empat, bensin dihasilkan dari pemanasan minyak bumi pada suhu 35-75 drajat, dan tidak dapat menguap pada suhu tersebut serta bagian lainnya akan terbawa ke atas untuk diolah kembali.
Bensin akhir-akhir ini menjadi perhatian utama karena pemakaiannya untuk bahan bakar kendaraan bermotor sering menimbulkan permasalaaan, apalagi mengingat sekarang harga bensin yang semakin naik. Kualitas bensin ditentukan oleh bilangan oktan, yaitu bilangan yang menunjukkan jumlah isoktan dalam bensin. Bilangan oktan adalah ukuran kemampuan bahan bakar mengatasi ketukan ketika terbakar dalam mesin.
Bensin merupakan fraksi minyak bumi yang mengandung senyawa n-heptana dan isoktan. Misalnya kita ambil contoh bensin permium (salah satu produk dari bensin produksi pertamina) yang beredar di pasaran dengan bilangan oktan 80 berarti bensin tersebut mengandung 80% isooktan dan 20% n-heptana. Bensin yang mutunya super mempunyai bilangan oktan 98 berarti mengandung 98% isooktan dan 2% n-heptana. Pertamina juga meluncurkan produk bensin di pasaran dengan 3 nama diantaranya Premium dengan bilangan oktan 80-88%, pertamak dengan bilangan oktan 91-92%, dan Pertamax Plus dengan bilangan oktan 95%.
Penambahan zat antiketikan pada bensin bertujuan untuk memperlambat pembakaran bahan bakar. Fungsinya untuk menaikan bilangan oktan antara lainnya dengan ditambahkan MTBE (Metyl Tertier Butil Eter), tersier butil alkohol, benzena, atau etanol. Penambahan zat aditif Etilfluif yang merupakan campuran 65% TEL(Tetra Etil Lead/Tetra Etil Timbal), 25% 1,2-dibromoetana dan 10% 1,2-dikloro etana sudah ditinggalkan karena menimbulkan dampak pencemaran timbal ke udara yang mana hal itu akan berdampak buruk pada lapisan permukaan ozon. Timbal (Pb) memiliki sifat racun yang dapat menimbulkan dampak gangguan kesehatan pada manusia seperti pusing-pusing, anemia, bahkan dapat menyebabkan kerusakan pada sistem syaraf manusia. Anemia terjadi karena ion PB2+ bereaksi dengan gugus sulfhidril (-SH) dari protein sehingga menghambat kerja enzim untuk biosintesis hemoglobin.
Permintaan pasar terhadap bensin cukup besar maka untuk meningkatkan produksi bensin dapat dilakukan dengan cara :
1. Craking (perengkahan), yaitu pemecahan molekul-molekul besar menjadi molekul kecil. Misalnya :
2. Reforming yaitu proses mengubah structure molekul rantai lurus menjadi rantai bercabang.
3. Alkilasi atau polimerisasi yaitu proses menggabungkan molekul-molekul kecil menjadi molekul besar. Misalnya :
Propena + Butena → Bensin dan Isobutana + Isobutena → Isooktana.
9. GAS LPG
Hasil pengolahan terakhir minyak bumi berupa gas. Gas digunakan sebagai bahan baku pengisian tabung LPG (Liquid Petroleum Gas) yaitu bahan bakar dari kompor gas. Agar gas dapat disimpan dalam tempat yang lebih kecil, gas didinginkan pada suhu antara -160 sampai -40 drajat celsius tujuannya supaya dapat berwujud cair.
Sebenarnya alkana yang terkandung dalam Gas LPG berwujud gas pada suhu kamar, LPG dibuat dalam bentuk gas untuk didistribusikan dalam berat yang sama diantaranya tabung gas berukuran 3Kg 6Kg dan 12Kg. Wujud Gas LPG diubah menjadi cair dengan cara menambah tekanan dan menurunkan suhunya.
Mungkin itulah beberapa pembagian fraksi-fraksi pada minyak bumi, ternyata dari satu sumber minyak bumi dapat menghasilkan beberapa fraksi yang beraneka ragam, pada kesempatan selanjutnya akan dibahas mengenai dampak apa saja yang ditimbulkan dari penggunaan minyak bumi, sekian semoga bermanfaat dan see you next time.
Baca juga HASIL PENGOLAHAN MINYAK BUMI