Bameswarablogs -- Pembangunan proyek konstruksi yang sehat merupakan pembangunan yang dilakukan dengan baik dari tahap perencanaan hingga tahap pemeliharaan, suatu konstruksi yang baik tentunya harus memenuhi standart-standart yang telah disepakati bukan berdasarkan prasangka melainkan harus melalui perhitungan dan analisa.
Pada kegagalan konstruksi sudah disinggung empat poin yang dapat mempengaruhi kegagalan suatu konstruksi, pertama berakibat pada kebakaran, kedua terhadap gempa bumi, ketiga banjir, dan keempat tidak berfungsinya system bangunan.
Keempat kegagalan konstruksi tersebut dapat diminimalisir melalui suatu peraturan-peraturan standarisasi yang berlaku baik standarisasi nasional maupun internasional, semua itu tergantung pada tahap awal perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan pemeliharaan. Dimana semuanya itu telah melalui studi penelitian-penelitian yang dilakukan tenaga-tenaga professional.
Era teknologi yang sudah sangat canggih dimasa sekarang tidak memungkinkan seorang perencana untuk membuat suatu perencanaan yang tidak berdasarkan landasan peraturan-peraturan teknis yang berlaku, tersedianya banyak software-sofware komputerisasi yang mendukung rekayasa struktur menjadikan seorang partisi yang berlaku dalam dunia konstruksi seharusnya sudah dapat mengaplikasikan teknologi.
Kemudahan-kemudahan semacam inilah yang seharusnya dimanfaatkan oleh para ahli-ahli konstruksi dalam menunjang keberhasilan pembangunan proyek konstruksi, jika pemanfaatan teknologi tersebut tidak mempu diterapkan berarti kemunduran dalam dunia konstruksi di Indonesia sangat memprihatinkan, maka akan semakin tertinggal oleh kemajuan-kemajuan teknologi dari Negara-negara lain.
Maka sangat penting bagi para pihak yang bergerak pada dunia pembangunan konstruksi harus memperhatikan peraturan-peraturan yang berlaku, tujuannya tidak lain yakni menciptakan bangunan yang sesuai dengan standarisasi serta sesuai dengan tujuan pembangunan proyek konstruksi yang baik dan benar.
- Peraturan-peraturan Standarisasi Beton :
- ACI-318 for building code requirements for structura concrete design
- Tata cara perhitungan Structur Beton untu Bangunan Gedung, SNI 03-284-2002
- Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk bangunan gedung, SNI 03-1726-2002
- Pedoman Perencanaan Pembebanan Untuk Rumah dan Gedung, SKBI-1.3.53.1987
- Perhitungan PBI-71
- Peraturan-peraturan Standarisasi Baja :
- AISC.PRO standart (American Institute Of Steel Constructions)
- CIS.PRO standart (Canadian Institute Of Steel Constructions)
- SECTION.PRO copy dari AISC.PRO
- Peraturan-peraturan Standarisasi Beban Gampa :
- UBC-97 for the Sismic Loading
- ASCE-7 For design loadings constructions
- SNI 4327 : 2013, 2015, 2019 Tentang Perencanaan Bangunan Gedung Tahan Gempa
Peraturan-peraturan tersebut merupakan peraturan-peraturan yang berlaku bila mana seorang perencana hendak merencanakan suatu bangunan konstruksi yang sehat dan aman. Sebenarnya sangat banyak peraturan yang berlaku pada dunia konstruksi, peraturan tersebut sebenarnya diperuntukan berdasarkan lokasi pembangunannya, serta berdasarkan jenis matrial yang digunakan.
Penulis disini tidak ingin mengjelaskan berbagai macam-macam peraturan-peraturan yang berlaku serta analisa dan perhitungannya, hanya sebagian besar poin-poin pentingnya saja, adapun software yang digunakan sebagai perencanaan struktural yang sudah banyak digunakan oleh para ahli di seluruh dunia.
Sofware Analisis Struktur Konstruksi :
- SAP2000
- TEKLA
- ETABS
- STAAD PRO
- CIVIL 3D
- ROBOT STRUCTURE
- Dll
Sumber : Suka Duka Juru Gambar dan Pekerja Konstruksi
Ditulis : Bameswara
0 Response to "Ketahanan Struktural Konstruksi"
Post a Comment