Konversi Struktur Kimia Pada Minyak Bumi

Bameswarablogs -- Minyak bumi memiliki senyawa kimia yang strukturnya dapat di konversi, dipostingan sebelumnya telah dijelaskan panjang lebar terkait pengolahan minyak bumi, pada kesempatan kali ini saya akan melanjutkan terkait senyawa kimia pada minyak bumi yang dapat dikonversi.

Dalam proses konversi struktur kimia ini, suatu senyawa hidrokarbon dapat diubah dengan senyawa hidrokarbon lain melalui proses kimia, pada proses perubahan kimia ini tidak sama dengan proses perubahan energi saat kita belajar fisika dalam ilmu fisika ada yang dinamakan hukum kekekalan energi, hal tersebut tidak berlaku pada proses kimia karena senyawa kimia terutamanya pada minyak bumi itu dapat dikonversikan dan bisa habis serta sulit diperbaharui.

Berikut beberapa istilah proses konversi struktur kimia pada minyak bumi secara bertahap :

1. Proses Perengkahan (Cracking)

Dalam proses cracking molekul hidrokarbon besar dipecah menjadi molekul hidrokarbon yang lebih kecil sehingga memiliki titik didih lebih rendah dan stabil.

Caranya dapat dilaksanakan berikut :

  •  Perengkahan termal : Proses perengkahan dengan menggunakan suhu dan tekanan tinggi saja.
  • Perengkahan katalitik : Proses perengkahan dengan menggunakan panas dan katalisator untuk mengubah distilat yang memiliki titik didih tinggi menjadi bensin dan karosin. Proses ini juga akan menghasilkan butana dan gas lainnya.
  • Perengkahan dengan hidrogen (hydro-cracking) : Proses perengkahan yang merupakan kombinasi perengkahan termal dan katalitik dengan "menyuntikkan" hidrogen pada molekul fraksi hidrokarbon tidak jenuh. 

Dengan cara tersebut maka dari minyak bumi dapat dihasilkan elpiji, nafta, karosin, avtru, dan solar. Jumlah yang diperoleh akan lebih banyak dan mutunya lebih baik dibandingkan dengan proses perengkahan termal atau perengkahan katalitik saja. Selain itu jumlah residunya akan berkurang.


B. Alkilasi

Alkilasi merupakan suatu proses penggabungan dua macam hidrokarbon isoparafin secara kimia menjadi alkilat yang memiliki nilai oktan tinggi. Alkilat ini dapat dijadikan bensin atau avgas.

C. Polimerisasi 

Polimerisasi adalah penggabungan dua molekul atau lebih untuk membentuk molekul tunggal yang disebut polimer. Tujuan polimerisasi ini yaitu untuk menggabungkan molekul-molekul hidrokarbon dalam bentuk gas (etilen, propena) menjadi senyawa nafta ringan.

D. Reformasi

Reformasi merupakan proses yang berupa perengkahan termal ringan dari nafta untuk mendapatkan produk yang lebih mudah menguap seperti olefin dengan angka oktan yang lebih tinggi. Di samping itu, dapat pula berupa konversi katalitik komponen-komponen nafta untuk menghasilkan aromatik dengan angka oktan yang lebih tinggi.


E. Isomerisasi

Dalam proses isomerisasi susunan dasar atom dalam molekul diubah tanpa menabah atau mengurangi bagian asal. Hidrokarbon garis lurus diubah menjadi hidrokarbon garis bercabang yang memiliki angka oktan lebih tinggi. Dengan proses ini, n-butana dapat diubah menjadi isobutana yang dapat dijadikan sebagai bahan baku dalam proses alkilasi.


2. Proses ekstraksi 

Melalui proses ini dilakukan pemisahan atas dasar perbedaan daya larut fraksi-fraksi minyak dalam bahan pelarut (solvent) seperti SO2, Furfural, dan sebagainnya. Dengan proses ini, volume produk yang diperoleh akan lebih banyak dan mutunya lebih baik bila dibandingkan dengan proses distilasi saja.


3. Proses Kristalisasi

Pada proses kristalisasi fraksi-fraksi dipisahkan atas dasar perbedaan titik cair (melting poin) masing-masing. Dari solar yang mengandung banyak parafin, melalu proses pendinginan, penekanan dan penyaringan, dapat dihasilkan lilin dan minyak filter. Pada hampir setiap proses pengolahan, dapat diperoleh produk-produk lain sebagai produk untuk pembuatan bahan plastik, bahan dasar kosmetika, obat pembasmi serangga, dan sebagai hasil petrokimia lainnya.


4. Membersihkan Produk dari Kontaminasi (Treating)

Hasil minyak bumi yang telah diperoleh melalui proses pengolahan tahap pertama dan proses pengolahan lanjutan sering mengalami kontaminasi dengan zat-zat yang merugikan seperti persenyawaan yang korosif atau yang berbau tidak sedap. Kontaminan ini harus dibersihkan misalnya dengan menggunakan caustic soda, tanah liat, atau proses hidrogen.

Proses pengolahan minyak mentah menjadi fraksi-fraksi minyak bumi bermanfaat dilakukan di kilang minyak (oil refinery). Di Indonesia terdapat sejumlah kilang minyak, diantaranya yaitu :

1. Kilang minyak Cilacap, Jawa Tengah (Kapasitas 350 ribu barel per hari)

2. Kilang minyak Balongan, Jawa Barat (Kapasitas 125 ribu barel per hari)

3. Kilang minyak Balikpapan, Kalimantan Timur (Kapasitas produksi 240 ribu barel per hari)

4. Kilang minyak dumai Riau (Kapasitas 120ribu barel per hari)

5. Kilang minyak Plaju, Sumatra Selatan (Kapasitas produksi 100 ribu barel per hari)

6. Kilang minyak Pangkalan Brandan, Sumatra Utara (Kapasitas 135ribu barel per hari)

7. Kilang minyak sorong Papua (Kapasitas produksi 200ribu barel per hari)


Salah satu tokoh ilmuan yang berhasil menggunakan naftan dari hasil distilasi yaitu Thomas Hancock (1786-1865) dan Charles Macintosh (1766-1843). Dimana mereka berhasil menerapkan naftan hasil destilasi yang bertingkat minyak bumi untuk melarutkan karet. Tanpa mengenal kata menyerah ia terus melakukan penelitian sampai mendapatkan suatu larutan karet. Larutan karet ini kemudian digunakan untuk menghasilkan kain tahan air. Kain ini digunakan dalam pembuatan mantel yang terkenal dengan nama macintosh.

Mungkin segitu dulu pembahasan pada kesempatan kali ini semoga bermanfaat, See You Next Time. Baca juga Proses Pengolahan Minyak Bumi

Related Posts:

0 Response to "Konversi Struktur Kimia Pada Minyak Bumi"

Post a Comment