A. PENGGUNAAN TEL PADA BENSIN
TEL memiliki kandungan berat timbal (Pb) yang terbakar dan akan keluar bersama asap kendaraan bermotor melalui kenalpot motor atau mobil berbahan bakar minyak, hal itulah yang menimbulkan polutan atau pencemaran udara. Dimana senyawa timbal mengandung racun tapi dengan ambang batas yang relatif kecil, artinya pada konsentrasi kecil sekalipun dapat berakibat fatal. Gejala yang diakibatkannya, antara lain: tidak aktifnya pertumbuhan beberapa enzim dalam tubuh, berat badan anak-anak berkurang, perkembangan sistem syaraf lamban, hilangnya selera makan, cepat lelah, dan iritasi saluran pernapasan atau asma (sesak nafas).
B. PEMBAKARAN TIDAK SEMPURANA HIDROKARBON
1. Karbon Monoksida (CO)
Gas karbon monoksida adalah gas yang tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa, dan tidak merangsang. Hal tersebut menyebabkan keadaannya sulit untuk dideteksi, padahal gas carbon tidak merangsang. Hal ini menyebabkan keberadaannya sulit untuk dideteksi, dan Gas ini sangat berbahaya pada kesehatan karena pada kadar rendah dapat menyebabkan sesak nafas dan pucat. Pada kadar yang lebih tinggi dapat menyebabkan pingsan dan pada kadar lebih dari 1.000 ppm dapat menimbulkan kematian. Gas CO ini berbahaya karena dapat membentuk senyawa dengan hemoglobi membentuk HbCO, dan ini merupakan racun bagi darah. Oleh karena yang diedarkan ke seluruh tubuh termasuk ke otak bukannya HbO, tetapi justru HbCO.
Keberadaan HbCO ini disebabkan karena persenyawaan HbCO memang lebih kuat ikatannya dibandingkan dengan HbO. Hal ini disebabkan karena afinitas HbCO lebih kuat 250 kali dibandingkan dengan HbO. Akibatnya Hb Sulit melepas CO, sehingga tubuh bahkan otak akan mengalami kekurangan oksigen. Kekurangan oksigen dalam darah inilah yang akan menyebabkan terjadinya sesak napas, pingsanm atau bahkan kematian. Sumber keberadaan gas CO ini adalah pembakaran yang tidak sempurna dari bahan bakar minyak bumi. Salah satu yang sering terjadi pada aktivitas sehari-hari yaitu pembakaran bensin, dimana pada pembakaran yang terjadi di mesin motor, dapat menghasilkan pembakaran tidak sempurna dengan reaksi sebagai berikut :
2CsH18 (g) + 17 O2 (g) + 18 H2O(g)
Sumber lain yang menyebabkan terjadinya gas CO, selain pembakaran tidak sempurna pada bensin, juga disebabkan oleh pembakaran tidak sempurna pada proses industri, misalnya pembakaran sampah, pembakaran hutan, pembakaran bahan bakar pesawat terbang, dan masih banyak lainnya. Namun yang terbesar adalah diakibatkan oleh pembakaran tidak sempurna pada bensin valuenya mencapai persentase diangka 60%.
Dewasa ini para ahli mencoba mengembangkan alat yang berfungsi untuk mengurangi banyaknya gas CO, dengan merancang alat yang disebut catalytic converter, yang berfungsi mengubah gas pencemar udara seperti CO dan NO menjadi gas-gas yang tidak berbahaya, dengan raksi kimia:
2. Karbon Dioksida (CO2)
Sebagaimana gas CO, gas karbon dioksida juga mempunyai sifat tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak merangsang. Gas CO2 merupakan hasil pembakaran sempurna bahan bakar minyak bumi maupun batu bara. Dengan semakin banyaknya jumlah kendaraan bermotor dan semakin banyaknya jumlah pabrik, berarti meningkat pula jumlah atau kadar CO2 di udara yang artinya dapat melemahkan pertahanan bumi yaitu lapisan ozon.
Meskipun keberadaan CO2 yang berlebihan di udara memang tidak berakibat langsung pada manusia, sebagaimana Gas CO. Akan tetapi berlebihnya Gas CO2 dapat mempengaruhi sinar inframerah dari cahaya matahari diserap oleh bumi dan benda-benda disekitarnya yang artinya keadaan bumi bisa saja akan seperti keadaan planet lain seperti planet mars yang mana di mars sinar inframerah dari matahari diserap lebih besar dibandingkan dengan keadaan di bumi.
Kelebihan inframerah yang diserap bumi dan benda disekitarnya tersebut tidak dapat dikembalikan ke atmosfer karena terhalang oleh lapisan CO2 yang ada di atmosfer. Akibatnya suhu di bumi menjadi semakin panas. Hal ini menyebabkan suhu di bumi baik pada siang maupun malam hari tidak menunjukan perbedaan yang berarti atau bahkan dapat dikatakan sama tidak mengalami perubahan. Secara lazimnya akibat dari kelebihan CO2 ini disebut sebagai 'efek rumah kaca' atau Green House Effect.
Upaya untuk mengurangi gas CO2 di udara maka perlu dilakukannya penghijauan, menanam pohon, memperbanyak taman-taman diperkotaan, serta pengelolahan hutan dengan baik, jangan malah melakukan upaya-upaya yang justru menyebabkan kerusakan-kerusakan dan pencemaran alam lingkungan.
C. OKSIDA BELERANG (SO2 dan SO3)
Gas belerang dioksida (SO2) mempunyai sifat tidak berwarna, tetapi berbau sangat menyengat dan dapat menyesakkan napas meskipun dalam kadar rendah. Gas ini dihasilkan dari oksidasi atau pembakaran belerang yang terkandung dalam bijih logam yang diproses pada industri pertambangan. Penyebab terbesar berlebihnya kadar oksida belerang di udara adalah pada pembakaran batu bara.
Akibat yang ditimbulkan dari berlebihnya oksida belerang memang tidak secara langsung dirasakan oleh manusia, akan tetapi menyebabkan terjadinya hujan asam. Proses terjadinya hujan asam dapat dipelajari pada reaksi kimia berikut :
- Pembentukan Asam Sulfit di udara lembap. Reaksi kimianya yaitu;
- Gas SO2 dapat bereaksi dengan oksigan di udara. Reaksi kimianya yaitu;
- Gas SO3 mudah larut dalam air, di udara lembap membentuk asam sulfat yang lebih berbahaya daripada SO2 dan H2SO3. Reaksi kimianya yaitu;
0 Response to "Dampak Penggunaan Minyak Bumi"
Post a Comment